Sense and Sensibility by Jane Austen

Sense and Sensibility

Penulis: Jane Austen
Penerbit: Qanita
Tebal: 464 halaman
Genre: klasik - romance
Score: Sweet!
Target: Young adult (16 tahun ke atas!)

kalimat pertama Sense and Sensibility

:KeluargaDashwood sudah lama menetap di Sussex.

Sebelum aku mulai ulasan Sense and Sensibility ini, izinkan aku mengatakan salah satu kesanku setelah selesai membaca buku yang cukup tebal ini: 'Elinor deserved better.'

Yap, kalimat yang sempat kekinian.

Dan yap, tokoh favoritku di Sense and Sensibility ini, tak lain dan tak bukan, adalah Elinor.

Tidak, tidak ada hal buruk yang menimpa Elinor di ending. Kalian yang belum baca, atau menonton adaptasi filmnya, tenang saja. Yang aku ocehkan ini tidak spoiler kok. Aku hanya sedikit kecewa karena ... seriusan, Elinor butuh akhir yang jauh lebih bagus daripada ending yang didapatnya.

Seperti judulnya, Sense and Sensibility, yang terdiri dari dua kata, buku ini memiliki dua tokoh utama. Elinor, sang kakak, dan Marianne, adiknya dan merupakan anak tengah keluarga Dashwood. Sense mewakili Elinor, yang mana mementingkan akal sehat dalam setiap tindakannya, termasuk percintaan. Sensibility mewakili Marianne, gadis yang selalu mengagung-agungkan perasaan.

Dua sifat yang saling bertolakbelakang.

Tapi sifat itu tidak menghalangi keakraban mereka. Mereka berdua jelas sering berbeda pendapat, tapi mereka saling menghormati pendapat masing-masing. Hingga suatu hari muncul seorang pemuda bernama Willoughby ...

... dan Marianne jatuh hati padanya.

Elinor merasa ada yang aneh dengan Willoughby dan memberi peringatan pada adiknya agar berhati-hati, tapi nasihat itu, seperti yang bisa diduga, tak diindahkan.
"Tapi, barangkali perlakuan Lady Middleton dan ibunya lebih baik daripada olok-olokmu dan Marianne. Mereka mungkin memuji orang dengan kritikan, sementara kritikanmu bisa jadi merupakan pujian. Intinya, sikap mereka sama saja dengan dirimu, yang suka berprasangka dan bersikap tidak adil."
Dibanding novel Jane Austen lain yang kubaca, Sense and Sensibility ini punya latarbelakang yang lebih kompleks dibanding novelnya yang lain. Masih membahas soalpernikahan dan perjodohan dan cintasejati tentu saja, tapi ada latarbelakang yang membuat hidup keluarga Dashwood cukup merasakan pahitnya kehidupan.

Tapi yah, mereka tetap beruntung.

Namun,dibanding dengan novel Jane yang lain, tokoh para pria di sini kurang memorable. Tidak seperti Mr. Darcy dan Mr. Bingley di Pride and Prejudice. Tidak seperti Mr. Knightley di Emma. Juga tidak seperti Reginald DeCourcy di Lady Susan. Tokoh prianya antara membosankan dan tidak menimbulkan simpati, dan terutama tidak ada yang cocok untuk disandingkan dengan Elinor.

Dan seperti novel Jane Austen lainnya, yang banyak sekali kutipan yang berisi kritikan-kritikan sosial di zamannya (yang masih cukup relevan di zaman sekarang), ada beberapa kutipan yang menggeletikku untuk membahasnya. Salah satunya:
"Apakah adikmu benar-benar tidak bisa menoleransi orang yang jatuh cinta lebih dari sekali? Atau apakah memang itu tidak pantas dilakukan semua orang? Apakah orang-orang yang kecewa pada pilihan pertama mereka--baik karena ketidaksetiaan maupun karena keadaan--harus hidup sendiri seumur hidupnya?"

Kutipan yang menarik bukan?

Kutipan yang juga mengingatkanku pada Age of Innocence karya Edith Warthon.

Seandainya seseorang justru menemukan cinta sejatinya ketika sudah menikah, apakah cinta itu salah? Seandainya seseorang begitu cepat menemukan pengganti cintanya yang telah pergi apakah hal itu menandakan seseorang tersebut tidak mencintai cinta yang telah pergi begitu dalam?

Untuk pertanyaan kedua, aku bisa yakin jawabanku tidak. Hanya karena tidak bersedih untuk waktu yang lama bukan berarti luka itu tak ada di sana bukan? Dan hanya karena kehadiran cinta yang baru, tidak lantas menghapus kenangan bersama cinta yang lama bukan?

Namun, untuk pertanyaan pertama. Aku sendiri juga bingung. Aku sama sekali tidak pro perselingkuhan. Tapi aku pro choices (bukan nama mobile games). Jadi ya itu ... Bikin bimbang.

Jadi ngelantur kemana-mana :))

Overall, Sense and Sensibility karya yang bagus. Seperti biasa, cerita di buku Jane Austen masih memiliki vibe yang sama dengan buku-bukunya yang lain (kecuali Lady Susan). Juga seperti biasanya, tokoh-tokoh ciptaannya punya karakter dan sifat yang kuat. Sehingga kita tak akan pernah tertukar, 'Ini tokoh yang mana ya?'atau 'Ini tadi siapa?'

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!