Size 14 is Not Fat Either by Meg Cabot

Size 14 is Not Fat Either

Ukuran 14 Pun Tidak Gemuk
Penulis: Meg Cabot
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2011
Tebal: 400 halaman
Seri: Heather Wells #2
Genre: Misteri - Crime fiction - Romance - Komedi
Target: Adult (17 tahun ke atas)
Score: Delicious!

Paragraf pertama Size 14 is Not Fat Either

: Cowok di belakang konter mengamatiku. Sungguh, aku serius.

Dari data bukunya, dari paragraf pembukanya, dan dari covernya yang imut, kesimpulan apa yang bisa kalian tarik dari buku Size 14 is Not Fat Either?

Buku soal fashion?

Buku dengan tokoh utama dengan baju berukuran 14?

Tak mungkin buku misteri?


Bila benar, maka jawaban dari ketiga pertanyaan itu adalah ... 'tidak', 'ya', dan 'yakin nih?'

Tidak, karena buku ini sama sekali tidak menyebut soal pakaian. Setidaknya pakaian ini hanya menyebut soal Heather, sang tokoh utama, yang butuh celana baru.

Ya, karena Heather ... Yah, sedikit lebih berat daripada sebelumnya (baca kisahnya di buku pertamanya: Size 12 is Not Fat).

Dan Yakin nih ... Size 14 is Not Fat Either bukan kisah misteri? Apakah kalian sudah membaca blurb atau sinopsis singkat yang dicetak di sampul belakang? Karena dibuku kedua ini Heather masih dibayangi oleh misteri pembunuhan. Tapi kali ini korban tidak hanya dibunuh tapi dimutilasi!!
"Pagi ini, para pegawai kafetaria Fischer Hall tiba di tempat kerja untuk sekali lagi mendapati penemuan yang mengerikan: kepala manusia dalam panci di atas kompor kampus."
Peristiwa mengerikan itu terjadi di kantin asrama, err maaf, gedung tinggal mahasiswa. Saat kru kantin menyiapkan menu makanan harian, mereka dikejutkan dengan ditemukan kepala seorang mahasiswi di salah satu panci!

Tentu saja seluruh penghuni asra--gedung tinggal sontak panik. Ada kematian lagi? Mungkinkah asram--gedung tinggal yang mereka tempati telah dikutuk? Mungkinkah gedung tinggal tersebut telah menjadi asrama gedung tinggal kematian?

Kantin segera disegel. Beberapa mahasiswa dan mahasiswi memutuskan untuk pindah gedung tinggal. Penyelidikan pun dimulai. Dan kali ini detektif kepolisian yang dikenal Heather dan Cooper, teman baik Heather, meminta Heather untuk tidak melakukan penyelidikannya sendiri seperti di kasus pembunuhan yang melibatkan lift gedung tinggal, dan menyerahkan semuanya pada polisi.

Tapi entah karena Heather sedang sial, atau karena semesta telah menggariskan bahwa dia akan menemukan petunjuk yang tak pernah ditemukan polisi atau karena penulisnya memang sengaja mensetnya begitu xD, Heather lagi-lagi terlibat dalam penyelidikan yang jauh lebih berbahaya ketimbang kasus sebelumnya yang pernah dipecahkannya.

Maksudku, pelakunya bahkan tega memutilasi korbannya!!
"Senang bertemu denganmu lagi, Heather," kata sang detektif. Jabatan tangannya sekuat biasa. "Aku tahu kau sudah melihatnya. Jadi, ada ide?"
Aku berpaling dari detektif ke kelala departemenku lalu kembali lagi.
"Mm," kataku, tidak yakin apa yang sedang berlangsung. Tunggu--apakah Dr. Jessup dan Detektif Canavan benar-benar ingin aku membantu memecahkan kejahatan keji ini? Karena ini sangat berlawanan dengan cara mereka menanggapi bantuan waktu itu ... "Di mana sisa tubuhnya?"
"Bukan itu yang dimaksud Detektif Canavan, Heather," Dr. Jessup berkata dengan senyum dipaksakan. "Yang dia maksud, apakah kau mengenali ... itu?"
Size 14 is Not Fat Either bisa dibilang mengalami peningkatan tapi sekaligus penurunan.

Peningkatan karena misterinya benar-benar diolah semakin baik.

Penurunan karena kadar humornya sedikit berkurang. 

Tapi bukan berarti Size 14 is Not Fat Either tidak akan membuat perut kalian kejang-kejang karena tertawa x))

Di buku kedua ini ada beberapa tokoh baru yang dikenalkan, dan ada beberapa tokoh lama yang diperkenalkan lebih jauh. Dan diantara pengenalan ini ada yang membuatku terkejut. Tak menyangka bahwa tokoh itu ternyata ...

... Yang, setelah dipikir-pikir, agak aku sayangkan kenapa mesti begitu. Karena membuatnya bakal hilang di buku selanjutnya. Apalagi tokoh itu punya selera humor yang oke punya. Dan kalau pun dia muncul di buku selanjutnya, kesannya tidak akan terasa sama lagi.

Bisa dibilang aku sama kecewanya seperti Heather.

Love interest Heather, kalau kalian belum tahu siapa dia,s sebab sebenarnya sudah dibuka di blurb buku pertama--hanya saja aku yang ingin membuatnya seperti misteri hahah, seperti dugaanku, dia memang tahu soal perasaan Heather padanya. Dengan kepintarannya dan skillnya, aku bakal heran kalau dia tidak tahu soal rasa yang coba disembunyikan Heather. Dan dia membuka alasannya di sini. Alasannya bisa dimengerti.
Tapi untuk membuat bingung dengan siapa nantinya Heather bersatu di buku ke-5 (catatan: kalau tidak mau kena spoiler siapa yang bakal jadi jodohnya Heather jangan, sekali lagi JANGAN, pernah mencari tahu sinopsis tiap bukunya!), ada tokoh lama yang diperkenalkan lebih jauh di sini. Dan tak menyangka dia punya selera humor yang oke juga. Dan tampaknya cukup oke juga jadi kekasih Heather x))

Well, karena aku suka semua partnya: misteri, penelusuran misterinya, Heather, tokoh-tokoh di sekitar Heather yang membuat hidupnya lebih semarak, hubungan Heather dengan love interestnya, dan orang yang diam-diam terpesona olehnya, dan mantannya yang pedenya amit-amit (tapi alih-alih ganggu malah kesannya jadi kocak xD ), jadi ya tanpa ragu aku kasih buku ini 5 bintang.

Satu hal lagi, kenapa kagak ada yang bikin adaptasi buku ini sih? Seriusan. Series ini punya kualitas yang pas buat dijadikan film atau tv series xD
"Tentu saja," Jordan berkata menenangkan. "Tapi kau tak bisa memintaku bersikap seolah-olah itu tak pernah terjadi. Aku tahu kau masih menyimpan perasaan padaku, Heather, sama seperti aku yang masih menyimpan perasaan padamu. Itu sebabnya aku benar-benar ingin kau datamg ...."
"Aku akan menutup telepon sekarang, Jordan."
"Jangan, Heather, tunggu. Berita barusan yang aku lihat, tentang kepala seorang gadis. Apakah itu asramamu? Kau itu sebenarnya bekerja di tempat apa sih? Semacam asrama kematian ya?"
"Selamat tinggal, Jordan," kataku, dan menekan tombol OFF.

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!