Lelaki Harimau by Eka Kurniawan

Lelaki Harimau
Penulis: Eka Kurniawan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2014
Tebal: halaman
Genre: Magical Realism - Supernatural
Target: Adult (17 tahun ke atas!)
Score: Almost - Yummy!

Kalimat pertama Lelaki Harimau
: Senja ketika Margio membunuh Anwar Sadat, Kyai Jahro tengah masyuk dengan ikan-ikan di kolamnya, ditemani aroma asin yang terbang di antara batang kelapa, dan bunyi falseto laut, dan badai jinak merangkak di antara ganggang, dadap, dan semak lantana.

Wew, Lelaki Harimau mempunyai kalimat pertama yang panjang berlapis-lapis, hahah.

Karena ceritanya sederhana, langsung saja aku rasa: Aku sedikit kecewa dengan Lelaki Harimau.

Bukan berarti Lelaki Harimau karya yang jelek. Lelaki Harimau karya yang bagus. Penulisannya pun disusun amat sangat rapi. Teka-teki atau misteri yang menyelimuti dibuka selapis demi selapis. Para karakter yang disorot punya keunikan masing-masing dan keunikan itu masing-masing terasa sangat kuat. Hanya saja, aku berharap lebih pada Lelaki Harimau. Berharap bahwa ceritanya lebih dari sekadar itu. Maksudku, Lelaki Harimau masuk shorlist Man Booker Prize gitu lho.

Bukan berarti aku secara tersirat mengatakan bahwa Lelaki Harimau tidak pantas masuk daftar nominasi penghargaan itu. Bukan. Aku yakinkan bahwa Lelaki Harimau pantas masuk dalam daftar tersebut. Ceritanya bagus. Sederhana sekaligus rumit. Amat sangat rapi tapi terkesan berantakan. Hanya saja, Lelaki Harimau ... Katakanlah not my kind of milk (?)

"Tadi siang aku melihatnya menenteng samurai bangka berkarat sisa perang. Anak celaka, kuharap ia tak mengambilnya selepas kurampas benda celaka itu."

"Memang tidak," kata Ma Soma. "Bocah itu menggigit putus urat lehernya."

Meski semua orang meyakininya memiliki kemampuan fisik yang memadai, tak pernah terlintas di dalam pikiran mereka bahwa Margio terlibat dalam tragedi pembunuhan yang paling brutal. Dia membunuh Anwar Sadat!

Bukan apa-apa memang. Maksudnya, banyak orang yang tak begitu suka dengan Anwar Sadat. Jadi kematiannya pun tak memberi efek kesedihan yang mendalam, hingga kegiatan sehari-hari. Jadi tersendat. Tapi, tapi, bukan berarti dia layak dibunuh. Yang membuat semua orang heran justru Margio. Bagaimana bocah yang baik hati itu bisa melakukan hal semacam itu? Apa motif di balik pembunuhan itu, bila benar dia pelakunya?

Margio tidak memberontak ketika dia ditangkap dan digiring ke balik jeruji besi. Apakah itu pertanda bahwa memang dialah pelakunya? Tapi ternyata bukan. Itu bukan pertanda. Tapi tidak jelas kenapa juga dia tidak melawan ketika disergap. Apakah karena pada dasarnya dia anak baik? Atau apakah dirinya syok menemukan dirinya bermandikan darah Anwar Sadat? Sebab ketika dia bertemu dengan seseorang yang dihormatinya, dia berkata:

"Bukan aku yang melakukannya," ia berkata dan melanjutkan, "Ada harimau di dalam tubuhku."

Ughlala (?) mungkinkah Margio disusupi makhluk halus?

Yang unik dari Lelaki Harimau, atau gaya bercerita Eka Kurniawan?, adalah meski buku ini penuh kisah pahit nan tragis entah kenapa narasi yang tertuang dalam lembaran-lembaran kertasnya mampu membuatku tertawa-tawa. Entah bagaimana Eka melakukannya. Pilihan bahasanya oke-oke saja, tak ada yang aneh, hanya baku (dan mudah dialihbahasakan ke bahasa Inggris). Semua karakter yang ada juga diberkahi dengan selera humor yang sama sekali kurang bagus. Jadi ya ... Tak ada alasan buat tertawa seharusnya. Tapi entah kenapa, saat membatja buku yang telah dialihbahasakan ke bahasa asing dengan judul Man Tiger ini, aku benar-benar tak tahan untuk tak tertawa.

Apakah ada yang salah denganku?

Atau malah ada yang mengalami hal yang sama denganku?

Atau memang Eka sengaja menulis seperti itu, bahwa tragedi kadang perlu dirayakan dengan tawa tak melulu tangis pilu?

Apapun, yang jelas aku suka dengan desain cover Manusia Harimau yang versi ini. Bukan versi lama yang seram, bukan versi terbaru yang seolah menjanjikan kekelaman, tapi yang ini. Yang bukan sekadar topeng, tapi topeng berbentuk harimau. Yang menggambarkan judulnya tanpa perlu terkesan sangar. Yang, bagiku, menggambarkan isi bahwa ada sisi lucu dalam tragedi yang bikin gempar. Juga sekaligus menimbulkan tanya seseorang yang belum sekali pun membaca atau mendengar kisah di dalam Lelaki Harimau, hanya membaca sinopsis yang tercetak di dalam; mungkinkah Margio hanya menggunakan harimau sebagai topeng dari batu yang dilemparkannya?

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
http://feedmebook.blogspot.com/2016/02/master-post-tantangan-membaca-seveneves.html
kategori: Nomor 1 - buku dengan cover merah

|

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!