Sekoci Penyelamat Antariksa by Djokolelono

Penjelajah Antariksa: Sekoci Penyelamat Antariksa

Penulis: Djokolelono
Penerbit: KPG
Tahun terbit: 2015
Tebal: VI + 194 halaman
Seri: Penjelajah Antariksa #2
Genre: Fiksi Ilmiah - Fantasi - War Fiction
Target: Teen (12 tahun ke atas!)
Score: Yummy!

Kalimat pertama Sekoci Penyelamat Antariksa

: Antariksa hening.

Catatan: Pastikan teman-teman sudah membaca Bencana di Planet Poa, sebab review Sekoci Penyelamat Antariksa ini akan membahas ending di buku pertama dari seri Penjelajah Antariksa ini.

Secara mengejutkan penyerangan armada Perserikatan Planet-Planet pada Poa dapat digagalkan. Rencana Perserikatan Planet-Planet untuk menguasai planet yang subur itu harus berakhir dengan mereka menelan pil pahit. Poa, baik kaum Terra yang tinggal dan lahir di Poa maupun kaum asli Poa, bisa bernapas lega. Hanya saja ... para elit armada Perserikatan Planet-Planet, Jenderal Roon dan Mayor Verea dan beberapa perwira tinggi lainnya, berhasil lolos menggunakan sekoci penyelamat antariksa.

Mungkin bila mereka hanya melarikan diri saja hal itu tak jadi soal. Poa bisa mengembalikkan kondisi seperti sebelum armada itu datang--dan dengan kewaspadaan yang ditingkatkan karena bisa jadi Perserikatan Planet-Planet datang lagi dengan armada yang lebih besar lagi. Yang jadi masalah adalah mereka membawa serta Veta dan Stri!!

Veta dan Stri sayangnya tertangkap basah saat melakukan aksi mereka untuk membantu kaum mereka mempertahankan Poa. Bila Mayor Verea tidak melihat potensi yang ada pada Veta, yang meski masih bocah otaknya seencer bubur kebanyakan air (?), mungkin mereka berdua tidak akan berkumpul kembali dengan broa dan sisanya. Tapi karena kejeniusannya itu, dengan nyawa Stri sebagai taruhannya, Veta dipaksa untuk menciptakan alat perang mahadahsyat!

Tahu bahwa saudara-saudari mereka diculik, Vied (si sulung) dan Raz (si bungsu), mencoba mengejar sekoci penyelamat antariksa yang melaju sangat cepat menuju pusat Perserikatan Planet-Planet. Hanya saja, selain mereka tidak tahu di mana lokasi pusat tersebut, ini merupakan kali pertama mereka berdua keluar dari planet Poa, berpetualang di antariksa, sebuah lokasi tak berujung yang masih banyak menyimpan rahasia yang belum terkuak, yang bila mereka tidak hati-hati rahasia itu akan melumat mereka sebelum mereka sempat menyelamatkan Veta dan Stri!

"Anda membutuhkan orang tanpa otak, Jenderal, untuk keluar dari kesulitan ini. Seseorang yang tidak seperti kita, seseorang yang tidak mengerti tata peraturan kita. Hanya orang seperti itu yang bisa nekat mencari kelemahan pesawat kita ini!"

Sekoci Penyelamat Antariksa jauh lebih seru nyaris dua kali lipat dibanding buku pertama. Mungkin karena perkenalan pada tiap tokohnya hanya singkat saja, atau karena tak ada lagi Poa, atau juga buku ini jauh lebih lutju dibanding pendahulunya, meski sedang tegang (?) ada-ada saja yang bikin ngikik. Atau mungkin juga karena aku sudah batja buku pertamanya sehingga tak perlu lagi melakukan perkenalan (?) pada atmosfir ceritanya. Apapun, yang jelas sejak bab pertama kita langsung disuguhi adegan di dalam sekoci penyelamat yang melaju kembali ke pusat komando Perserikatan, Moran.

Mungkin kedengarannya membosankan. Sekoci ini melaju lurus ke, mungkin, tempat pembuatannya. Jauh di belakang mereka ada Vied, Raz, kakek mereka, dan orang Poa bernama Cette yang berusaha mengejar mereka. Tapi ternyata apa yang terjadi di dalamnya jauh lebih rumit dari sinopsis yang tertera di sampul belakang. Sebab plotnya tidak berputar di mereka saja. Ada pemain baru (?) dalam kisah di buku dua ini.

Jadi ya, masih sama dengan Bencana di Planet Poa, Sekoci Penyelamat Antariksa masih menyorot banyak sekali tokoh. Tidak hanya Vied-Raz, Veta-Stri, tapi juga beberapa orang lain. Dan kini dua orang yang terlibat adalah para petinggi Perserikatan Planet-Planet. Yang ternyata memiliki ambisinya masing-masing. Sebuah ambisi yang akan sangat terbantu bila mereka menangkap, atau mungkin lebih tepatnya menjemput, sekoci yang mengangkut Veta-Stri beserta Jenderal Roon dan Mayor Verea. Jadi ya, selain Vied dan Raz, dua petinggi Perserikatan itu saling berlomba, dan sikut, cepat-cepatan menggapai sekoci tersebut!

Ada apa sebenarnya sehingga semua mata tertuju pada sekoci penyelamat antariksa itu?

"Sungguh kalian tak bisa dipercaya. Kalau tak rela, mengapa berkorban? Itu artinya kalian tolol, untuk apa berkorban untukku? Siapa yang tidak geli karenanya?"

Kendati karakter para tokoh yang muncul sejak Bencana di Planet Poa mengalami sedikit perkembangan (aku sudah tak meragukan kepintaran Veta, humor Cette sudah terasa kocak, kekeraskepalaan Raz tak lagi menyebalkan--malah kini terkesan kocak juga, Mayor Verea yang jauh lebih lihai), pendapatku tentang jumlah halaman dan potensi besar seri ini tetaplah sama. Halamannya kurang banyak, dan Eyang Djoko harusnya masih bisa membuat serial Penjelajah Antariksa ini yang sudah keren ini semakin epic. Seepic Star Wars atau The Expanse!

Saatnya berburu buku ke-3 dan seterusnya!

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
http://feedmebook.blogspot.com/2016/02/master-post-tantangan-membaca-seveneves.html
Kategori: Nomor 13 - Buku fantasi yang ditulis penulis Indonesia

Oogh my books
Kategori: After 2010

| |

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!