Unbreakable by Kami Garcia

First line of Unbreakable

As my bare feet sank into the wet earth, I tried not to think about the dead bodies buried beneath me.

Sececap Unbreakable

Sepulang dari pesta bersama sahabatnya, Kennedy menemukan sesuatu yang akan mengubah hidupnya selamanya: ibunya meninggal, dan menurut si kembar Jared-Lucas, dua orang asing yang sama sekali tidak dikenal Kennedy, ibunya meninggal karena dibunuh arwah gentayangan!

Dalam kondisi normal mungkin ia akan menganggap si kembar itu sudah kehilangan kewarasannya. Tapi kondisi ketika si kembar datang adalah bertepatan saat Kennedy nyaris dibunuh dengan tjara yang sama dengan yang terjadi pada ibunya!!

Si kembar pun mengajak Kennedy lari, meninggalkan rumahnya. Sebab nyawanya akan terus terantjam bahaya bila ia tinggal di rumahnya.

Dalam pelariannya, Kennedy diberitahu bahwa sebenarnya ibunya merupakan bagian dari Legion of the Black Dove, komunitas rahasia yang diam-diam menjaga dunia dengan membasmi arwah-arwah yang dimanfaatkan oleh iblis yang ingin membalas dendam. Komunitas rahasia beranggotakan lima orang yang kesemuanya meninggal di malam yang sama, termasuk ibunya Kennedy.

Kecuali ibunya Kennedy, masing-masing anggota Legion memiliki murid yang mewarisi pengetahuan masing-masing. Murid yang berasal dari keluarga masing-masing (yang kalau benar, maka harusnya ibunya melatih dan menyiapkan Kennedy, tapi tidak, ibunya diam saja, tak pernah sekalipun menyinggung hal-hal supernatural).

Tapi kenapa si ibu bungkam? Mungkinkah ia ingin Kennedy tak tahu soal perang diam-diam antara manusia dan iblis?

Kennedy sempat menggalaukan itu. Ia juga menggalaukan, bahwa teman-teman barunya salah mengira, bahwa dirinya bukanlah bagian dari Legion. Namun, kemudian ia menemukan simbol yang tampaknya merupakan petunjuk yang mengarah pada alat yang berpotensi menghancurkan sang iblis untuk selama-selamanya.

Citarasa Unbreakable

Aku tidak menyangka bisa membatja buku ini.

Maksudku gini, dulu sekali, saat aku tidak pilih-pilih dalam mengikuti giveaway, semua giveaway aku ikuti. Dari giveaway berhadiah ebook dan Amazon gift card (yang sekarang sudah tak aku ikuti). Giveaway berhadiah buku dari penulis indie atau yang belum begitu terkenal. Hingga giveaway berhadiah uang dan, tentu saja, giveaway berhadiah buku bernilai tertentu yang bisa dibelanjakan di Bookdepository (yang merupakan GA favoritku). Dari keikutsertaanku yang membabi-buta (?) tersebut, namaku setjara tak sengaja keluar sebagai salah satu pemenang. Tepatnya di blog To Fond with Books, yang dikelola oleh Stacee.

Tentu saja aku, ketika mendapatkan surel dari Stacee, senang bukan kepalang. Apalagi aku menangnya tidak tanggung-tangung. Aku bukan saja menang sebuah buku, tapi sebuah swag pack yang berisi buku (hardcover edisi tanda tangan penulis!), stickers bergambar sampul buku beraneka ukuran, gelang yang ukurannya bisa disetel, gantungan kuntji, dan sekantong kecil garam. Iya, garam. Garam yang, kalau mengacu ke ceritanya, bisa digunakan untuk melindungi diri dari antjaman arwah penasaran yang dikendalikan iblis!

Aku memakai gelangnya (gelangnya unisex), menggunakan gantungan kuntjinya (bergambar cover Unbreakable, tapi kini gambarnya sudah hilang. Dan bukan aku yang menghilangkannya. Serius), menggunakan dan membagi-bagikan stikernya, tapi tak pernah menggunakan garamnya :)))

Pas paket itu datang, aku senangnya luar biasa. Dan nggak nyangka juga bersikap norak seperti, “Gantungan kunci dari Amerika nih, coy!” dan “Tahu enggak gelang dan stiker ini darimana? Dari Amerika, sob!” dan “Ini garam dari Amerika, Bun. Kira-kira kalau kita masak pakai ini rasanya kayak gimana?”

Oke, kalian bisa muntah sekarang :))))

Oke, cukup ceritanya. Saatnya ke review bukunya.

Jujur, Unbreakable bukan jenis buku dalam cangkir susu-ku (?) Ada dua alasan yang mendasarinya.

Alasan pertama, para karakternya bikin sebal semua. Meski tidak sebanyak porsi Kennedy yang minta dijitak berkali-kali, masing-masing tokoh utama (alias tokoh yang paling sering muntjul, yang jumlahnya lima orang) pantas dijitak setidaknya satu kali. Contoh kecilnya: seperti yang kita tahu, di awal-awal, Kennedy sempat diserang oleh hantu yang tampak marah, tapi di kesempatan lain, bahkan setelah dia bertemu beberapa hantu lagi, dia dengan entengnya mengutarakan utjapan yang kurang lebih menyiratkan, bahwa dia tidak pertjaya hantu.

Pertanyaan untuk Kennedy, apakah dirimu lupa dengan sesuatu yang berniat mengambil nyawamu? Dengan apa yang merenggut nyawa ibumu?

Yang kedua, jujur, aku kurang tjotjok dengan gaya bertjerita Kami Garcia. Ia kurang mulus dalam memotong adegan, atau mengakhiri tiap bab. Akibatnya bukannya menimbulkan ketegangan, atau menimbulkan rasa ingin tahu yang menggebu. Jadinya malah menghilangkan rasa penasaran. Atau setidaknya rasa penasaranku.

Padahal aku berniat membatja buku yang membesarkan namanya, Beautiful Creatures. Mengingat tub buku ditulis berdua dengan Margaret Stohl, mungkin aku akan mentjoba membatja Beautiful Creatures. Tiga bab pertama. Kalau gaya bertjeritanya nggak seperti buku ini, mungkin aku bisa membatja lebih dari tiga bab.

Ide ceritanya biasa saja. Tidak jelek, tidak juga istimewa.

Plotnya, berkat gaya bertjeritanya, jadi terasa hambar.

Aku sempat mendiamkan buku ini selama beberapa pekan. Aku sempat nyaris mempertimbangkan untuk berhenti di tengah “kunyahan”, tapi karena aku ingin mengenal Kami Garcia, dan karena buku ini memiliki tanda tangannya (?), aku paksa diriku hingga halaman terakhir. Dan untunglah aku melakukannya karena ... Akhirnya aku menemukan bagian terbaik dari buku ini: plot twist-nya. Plot twistnya cukup membuatku kaget. Aku kira si Kennedy ini anak sang iblis. Apalagi statusnya sebagai anggota Legion masih dipertanyakan hingga klimaks.

Secara keseluruhan, seperti yang sudah kukatakan, Unbreakable bukan buku dalam cangkir susu-ku. Meski klimaksnya oke dan bikin terperangah, ending kisahnya sendiri tidak cukup kuat membuatku penasaran dan ingin melanjutkan membatja sekuelnya.

Apa, kisah cintanya? Tentu saja ada. Dan bagi yang tidak suka dengan formula “ketemu dan langsung jatuh cinta”, Unbreakable tidak mengusung kisah cinta instan. Ada prosesnya. Ada pengenalan. Ada sedikit rayu-rayuannya. Ada juga ... Galau-galauannya. Tapi tenang, terutama bagi kalian yang tak terlalu suka buku fantasi beraroma romansa yang kental, buku ini lebih menekankan ke petualangan lima sekawan (?) tersebut dalam mentjari satu alat yang dapat digunakan untuk mengalahkan iblis. Iblis yang pada awalnya dipanggil oleh anggota pertama Legion of the Black Dove.

Penulis: Kami Garcia
Penerbit: Little, Brown and Company
Tahun terbit: 2013
Tebal: X + 310 halaman
Seri: The Legion #1
Genre: Fantasi - Supernatural - Adventure - Romance
Score: Tasteless!
Target: Teen (13 tahun ke atas!)

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::

Kategori: Series Addict!

https://perpuskecil.wordpress.com/2015/01/15/lucky-no-15-reading-challenge/
Kategori: Freebies Time

|

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!