The BFG by Roald Dahl

Gigitan pertama The BFG

Sophie tidak bisa tidur.

Sececap The BFG

Suatu malam, Sophie tidak bisa tidur. Padahal sekitarnya bisa dibilang sangat sunyi. Tidak ada bunyi apapun: mobil, bahkan jangkrik pun seolah takut mencemari kesunyian tersebut.

Didorong oleh rasa ingin tahu yang besar, seperti apa sih kondisi di luar di malam yang benar-benar hening, Sophie pun beranjak ke jendela. Dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati ada sesosok mahatinggi berdiri di depan sebuah rumah. Mungkin seorang raksasa. Oh tidak, dia melihat Sophie!

Sophie terpekik. Kedua kakinya menuntunnya mundur, berlari menuju tempat tidur, meringkuk di bawah lindungan selimut. Sayangnya, selimutnya tak bisa menahan si raksasa untuk menculiknya!

Bagaimana ini, si raksasa itu pasti akan menelannya bulat-bulat?!

Namun ternyata, di luar dugaan, si raksasa justru melindunginya. Tidak, tidak, raksasa ini, yang menyebut dirinya BFG, raksasa yang berbeda: seumur hidupnya ia tak pernah memakan manusia. Ia raksasa yang baik hati. Yang jago meramu mimpi, dan meniupkannya pada anak-anak di seluruh dunia.

Tapi BFG bukan satu-satunya raksasa. Ada sembilan raksasa lain. Mereka tak sebaik BFG, dan mereka doyan makan manusia! Setiap malam, setiap hari, selalu ada orang yang hilang di makan mereka.

Dan apa yang dilakukan BFG? Ia tidak bisa melarang mereka meski ingin. Bisa dimengerti setjara ia sendiri dan mereka bersembilan.

Suatu hari, sembilan raksasa berencana untuk memakan anak-anak. Sophie, yang kini tinggal bersama BFG, tak tahan membayangkan anak-anak yang menghilang ke perut para raksasa. Ia pun berusaha meyakinkan BFG untuk menghentikan mereka. Sophie berhasil. Dan mereka berdua pun memutar otak guna mencegah terjadinya bentjana itu.

Berhasilkah mereka?

Citarasa The BFG

Di antara semua buku Roadl Dahl yang sudah kubatja, kadar kebrutralan di buku ini tidaklah sebanyak kawan-kawannya. Tidak ada diputar-putar terus dilempar ke udara. Tidak ada badan yang membesar lalu diperas sarinya untuk mengembalikan ke ukuran normal. Tidak ada ditarik-tarik agar tubuh yang mengecil kembali panjang. Paling ngeri ya cuman bayangan para raksasa yang memakan para korbannya. The BFG ini kurang ngeri mungkin karena ini buku terjemahan, sehingga kebrutalan telah terkena gunting sensor?

Ah, terlepas dari spekulasi tersebut, buku ini seru dan penuh dengan imajinasi. Imajinasinya khas Roald Dahl. Agak tak biasa, absurd, tapi tetap terkesan masuk akal. Atau setidaknya seolah mengatakan, "Kenapa hal itu mesti mustahil?"

Dan masih khas karya Roald Dahl, tak pernah ketinggalan mengkritik televisi.

Dibanding Charlie and The Chocolate Factory, The BFG jauh memiliki klimaks yang cukup nendang. Tapi setjara kelutjuan, buku ini memiliki kelutjuan yang sama dengan Charlie and The Great Glass Elevator: alias nyaris tidak terasa komedinya.

Setjara keseluruhan, The BFG buku yang bagus. Agak merasa aneh saja pas aku membatjanya, karena ini pertama kalinya aku membatja buku Roald Dahl dalam bahasa Indonesia. Pilihan kata Roald Dahl itu kayak puisi atau pantun, selalu berima. Yang mentjuri perhatian tentu BFG. Tjara ngomongnya belepotan. Tidak sesuai tata bahasa dan suka salah kata--tapi memiliki bunyi yang sama. Aku jadi penasaran dengan edisi bahasa aslinya, kira-kira kata-kata yang salah yang diutjapkan BFG memiliki arti yang sama nggak ya dengan kata-kata yang dipilih si penerjemah (dan editor dan lain-lainnya) di edisi terjemahan ini?

The BFG - Raksasa Besar Yang Baik Hati
Penulis: Roald Dahl
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2010
Tebal: 200 halaman
Genre: Fantasi - Komedi - klasik - Adventure
Score: Almost - Yummy!
Target: Teen (11 tahun ke atas!)

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
https://perpuskecil.wordpress.com/2015/01/15/lucky-no-15-reading-challenge/
Kategori: Something new

| | |

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!