Winger by Andrew Smith

Winger

Penulis: Andrew Smith
Penerbit: Simon and Schuster
Tahun terbit: 2013
Tebal: 432 halaman
Seri: Winger #1
Genre: Realistic Fiction - Friendship fiction - Sport fiction - Romance
Stew score: Yummy!
Target: Young - Adult! (14 tahun ke atas!)

Kalimat pertama Winger
I said a slient prayer.

Sececap Winger

Namaku Ryan Dean West. Aku tidak suka mengumpat kecuali dalam bentuk tulisan. Dan ya, nama depanku terdiri dari dua kata dan tidak ada tanda penghubung antara keduanya. Pernahkah kalian menemukan penamaan seperti itu sebelumnya?

Tapi teman-temanku lebih sering memanggilku Winger. Panggilan itu muncul karena aku bermain rugby, dan posisiku dalam olahraga tersebut adalah sebagai sayap/wing.


Kecuali sahabat-sahabatku, seperti Joey misalnya, yang memanggilku dengan nama depanku: Ryan Dean.

Walau aku bersekolah di salah satu sekolah asrama bergengsi di Amerika, Pine Mountain Academy, namun tampaknya aku jarang bernasib baik.

Pertama, aku bersekolah di sini karena kedua orangtuaku terlalu sibuk untuk memperhatikanku.

Kedua, aku jatuh cinta pada sahabatku, Annie, yang dua tahun lebih tua dariku (aku memang lebih muda dua tahun dari semua teman satu kelasku atau bahkan satu angkatanku), yang sialnya menganggapku anak kecil.

Ketiga, karena kenakalanku, aku dipindahkan ke asrama yang dikhususkan bagi pembuat onar agar bisa tobat. Sebenarnya itu tak buruk-buruk amat kecuali... aku mendapatkan teman sekamar yang terkenal memiliki reputasi yang sangat buruk! Hampir semua sahabatku khawatir dia akan mengubahku menjadi brengsek.

Namaku Ryan Dean West, umurku 14 tahun, dan aku suka menggambar. Dan inilah kisahku, bersama teman-temanku, saat aku kelas 1 SMA di PM Academy.

Citarasa Winger

Pertama kali tahu soal Andrew Smith adalah saat aku ikutan GA yang diadakan oleh blogger-blogger buku luar negeri. Aku menemukan judul bukunya, Grasshooper Jungle, di antara puluhan buku yang ditawarkan sebagai hadiah. Karena desain sampulnya sederhana, bikin aku penasaran dengan blurbnya dan ternyata blurbnya cukup menarik!

Hal itu kemudian menyulut rasa penasaranku pada penulisnya, yang juga punya nama belakang yang... err, sangat biasa (maksudku, di banyak film dan buku sering ada tuh nama), Andrew Smith.

Dan ketemulah aku dengan Winger ini.

Awal penasaran dengan Winger ini adalah gambar sampulnya yang cukup mengerikan: gambar seorang cowok, dengan seragam sekolah, yang wajahnya memiliki luka yang dijahit dan hidungnya yang mimisan di sumpal kertas. Langsung saja aku membayangkan buku ini berkisah soal pembullyan.

Yang ternyata, kurang lebih benar.

Dan belakangan, kelar membacanya, aku merasa cowok yang jadi model di sampul terlalu tuwir untuk jadi Ryan Dean.

Aku sendiri tidak membaca blurb Winger ini. Perhatianku telah tersita pada banyaknya pembaca luar negeri yang kebanyakan memberi buku ini nilai sempurna. Semakin penasaran-lah aku.

Tapi yang benar-benar bikin aku memasukkan buku ini adalah adanya humor di jajaran genrenya. Karena saat itu aku nyaris kehabisan bacaan humorku, tanpa ragu aku memasukkan buku ini dalam daftar wishlistku.

Awal-awal baca Winger, aku sempat terkesan. Pasalnya, buku ini tidak hanya berisi tulisan, tapi juga gambar yang berupa menyerupai komik! Dan semua gambar itu penting, sebab merupakan bagian dari cerita. Apalagi gambar itu (diakui) digambar sendiri oleh Ryan Dean sendiri, yang memang punya hobi dan bakat di bidang tersebut.

Menuju pertengahan buku, di mana keseharian Ryan Dean yang, agak membosankan (seperti layaknya kehidupan sehari-hari) dan sedikit konyol dan kadang diselingi pikiran mesumnya (tapi tidak sampai menjurus ke tindakan yang tidak sopan) pada cewek yang disukainya, yang mana tepat menggambarkan sebagaimana cowok remaja pada umumnya, cowok yang sedang berkembang menuju kedewasaan, mulai membuatku menebak-nebak, kira-kira bakal seperti apa endingnya? Apakah pada akhirnya dia, seperti di film-film remaja pada umumnya, bakal bisa jadian dengan cewek impiannya dan menjadi "pahlawan" dalam tim olahraganya? Atau, dia tak jadi pahlawan, timnya kalah, dan cewek yang ditaksirnya lebih memilih untuk jadi temannya, dan itu tidak apa karena itulah hidup, tidak semua hal yang kita inginkan bisa diraih?

Tapi, ternyata endingnya... Well, cukup mengejutkan. Ehm, tidak kata itu tidak tepat. Harusnya tanpa ada kata cukup. Ending Winger mengejutkanku!

Kita akan dibikin jatuh cinta dan kagum pada Annie, cewek yang ditaksir Ryan Dean. Susah untuk tidak suka pada Joey, yang gay, yang merupakan senior Ryan Dean, yang jadi salah sahabat terbaik Ryan Dean, yang memiliki sifat... tidak sempurna juga, suka mengumpat juga, tapi berhati baik. Ketakutan pada sosok teman sekamar Ryan Dean. Kadang suka kadang sebal pada mantan dua teman sekamar Ryan Dean. Dan ikut juga berdebar-debar saat Ryan Dean... Melakukan sesuatu yang bahkan diakuinya sendiri sebagai kesalahan.

Winger buku yang lucu. Iyalah, secara juga buku komedi xD Tapi, bukan itu sih yang aku maksud xP yang aku maksud, walau Ryan Dean suka sekali mengasihani diri sendiri, dia termasuk pribadi yang ceria. Bukan ceria yang dipaksakan, tapi lebih ke dia membuat yang suram itu bisa ditertawakan. Hal inilah yang kemudian membuatku terkejut setengah mati pada part terakhir buku ini yang menjadi minim kata, gambar dan dialog.

Winger ditulis seperti atau seolah-olah Ryan Dean sedang menulis buku harian, atau jurnal, atau catatan, atau apapun sebutan kalian untuk hal semacam itu. Jadi, part terakhir di mana penulisnya mengalami hal yang... Wow. Hal "wow" itu pun membuat "gaya penulisan Ryan Dean" disesuaikan dengan suasana hatinya.

Secara keseluruhan, aku suka Winger. Tapi aku tidak berniat membacanya lagi dalam waktu dekat ini. Efeknya itu lho, cukup mengejutkanku. Bahkan sampai sekarang aku masih terbayang-bayang dengan penyebab efek itu. Bahkan aku tidak yakin bagaimana Ryan Dean menghadapinya, walau di ending dia bilang dia bisa... mengusahakan sesuatu yang wajarnya dilakukan oleh mereka yang terkena sesuatu seperti itu.

Gaya bercerita Andrew Smith di Winger ini agak berantakan sebenarnya, kalau aku bilang. Tapi untunglah, untuk seleraku, tidak sampai bikin aku bosan atau berhenti di tengah jalan.

Riset yang dilakukan penulis juga oke. Terutama untuk riset soal rugbynya. Aku jadi tahu beberapa istilah dalam olahraga orang Amerika itu.

Dan mungkin, bagi kalian yang agak jengah dengan kalimat "fakta" atau "keterangan" yang diulang-ulang, di Winger kalimat yang paling sering diulang selain "pervert" dan "I'm such a loser" adalah usahanya dalam meyakinkan pembacanya bahwa dia hetero dan tindak-tanduknya pada Joey adalah karena Joey adalah sahabatnya, bukan karena dia naksir dia atau ada kemungkinan dia dan Joey bisa bersatu. Seandainya aku tidak sedang melakukan riset soal kebiasaan di Amerika, dan belum menemukan bahwa interaksi sedikit saja antar pria masih (oleh sebagian besar orang Amerika) diindikasikan dua pria itu unstraight (?), aku mungkin akan jengkel dengan pengulangan-pengulangan itu dan berkata, "Ya aku tahu, sangat tahu, kamu 'lurus' dan Joey tidak, tapi apa perlu diulang terus-terusan?"

Yang lucu lagi adalah saat aku memasukkan Winger dalam wishlist, dan saat aku membacanya, aku menemukan Winger adalah buku yang bukan berseri. Alias stand-alone. Tapi menilik dari kesuksesannya, tidak heran buku ini lalu dibikin sekuelnya.

Dan aku berniat membaca sekuelnya. Sekuel yang, menurut data di Goodreads, bakal rilis tahun depan. Tentu aku penasaran, apalagi setelah Ryan Dean mendapatkan "ending" seperti itu.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| | | read big

2 comments:

  1. weks.. ada di wishlistku nih buku...baca reviewmu tambah bikin penasaran, apalagi sama endingnyaaa XD

    BalasHapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!