Glubbslyme by Jacqueline Wilson

Glubbslyme

Penulis: Jacqueline Wilson
Penerbit: Corgi Yearling Book
Tebal: 176 halaman
Genre: Fantasi - Friendship Fiction
Stew score: Sugar - Free!
Target: Children (7 tahun ke atas) - salah satu buku bagus untuk dibacakan sebagai dongeng pengantar tidur bagi anak-anak (putri).

Sececap Glubbslyme

Rebecca dan Mandy sedang berebut perhatian Sarah, sahabat Rebecca di sekolah sekaligus tetangga Mandy (rumah mereka bersebelahan). Mandy dengan peralatan make-upnya. Rebecca dengan cerita yang didapatkannya dari ayahnya: bahwa kolam di taman tempat mereka sedang bermain kini merupakan kolam penyihir.


Pada awalnya Sarah, juga Mandy yang tampaknya sangat tidak menyukai Rebecca, tampak tertarik dengan kisah penyihir itu. Tapi kemudian omongan Becky sedikit melantur, sehingga dia dianggap mengada-ada. Mandy kemudian mengajak Sarah main di rumahnya, tapi dia tak mengajak Rebecca ikut serta. Tak mau sahabatnya pergi, Rebecca menceburkan diri ke dalam "kolam penyihir" yang tampak dangkal itu demi membuktikan bahwa kolam itu cukup dalam untuk membuat seseorang tenggelam.

Tapi pada akhirnya mereka tetap menganggap tindakan Rebecca itu sangat konyol. Bahkan Sarah sekali pun yang pada awalnya melarang Rebecca betindak bodoh. Mereka pun pergi. Ke rumah Mandy. Untuk bermain "menjadi seorang gadis remaja."

Tapi tak disangka, seperginya mereka, Rebecca menemukan sesuatu yang baik. Eh, bukan sesuatu ding. Tapi sesosok makhluk hidup. Seekor katak. Bukan katak biasa, tapi katak yang bisa bicara!

Katak itu mengaku bernama Glubbslyme. Dia juga mengaku bisa melakukan sihir.

Sejak pertemuannya dengan Glubbslyme, hidup Rebecca (seperti yang bisa kalian tebak) tidak sama lagi. Soal menjadi lebih baik atau malah makin memperburuk... Nah, itu yang mesti kalian cari tahu ;)

Citarasa Glubbslyme

Cerita yang singkat. Tidak heran sih secara konfliknya juga teramat sedikit dan tidak berat dan tidak bikin pusing sama sekali. Membuatnya sangat-sangat-sangat cocok dibaca oleh anak-anak.

Satu-satunya karakter yang kuat adalah Glubbslyme sendiri. Dia itu... mau dibaikin, mau diapa-apain, teteeeeep aja jutek. Tapi juteknya itu bikin ketawa. Aku sampai tertawa ngakak pas lihat gambar ilustrasinya saat dia didandani oleh Rebecca dengan baju boneka. Hebatnya lagi, ilustrasi tersebut menggambarkan kejudesan atau kejutekan Glubbslyme dengan baik sekali =))

Ohh iya, tiap buku Jacqueline Wilson selalu dilengkapi ilustrasi. Cuman di Glubbslyme ini berbeda. Biasanya—

Biasanya Jun? Tapi kan kamu baru baca satu kali karya Mrs. Wilson, yakni Cookie doang.

Oke, oke aku ralat. Puas?!

Tidak seperti Cookie yang ilustrasinya muncul di awal-awal bab, di Glubbslyme ilustrasi muncul di tengah-tengah cerita. Mungkin karena Jacqueline belum bekerja sama dengan Nick Sharatt (omong-omong dia hanya ngerjain ilustrasi sampulnya doang), jadinya ilustrasinya agak berbeda. Ilustrasi di sini, buatan Jane Cope, lebih bagus tapi beberapa ada yang tak cocok dengan deskripsi dalam narasi.

Ilustrasi sampulnya menggambarkan salah satu adegan di dalam kisah dengan baik. Rebecca yang senang bisa terbang dengan payung dan Glubbslyme berada di dalam tas belanja dan dia tak menyukai ide terbang itu.

Yang patut diacungi jempol dari Glubbslyme adalah penulisnya tidak setengah-setengah dalam menggarap bukunya. Kesungguhannya ini ada di bagian Glubbslyme dia menggunakan bahasa yang terkesan kuno dan sudah jarang dipakai. Hal ini sangat perlu dilakukan secara Glubbslyme "datang" dari masa lampau. Padahal ceritanya teramat sangat singkat. Tidak asal bikin adegan yang mana bakal disukai (banyak) pembacanya seperti seri soal keberbedaan yang, menurutku overrated, sedang happening akhir-akhir ini.

Overall, meski Glubbslyme tidak memberi pengalaman yang sama seperti saat aku membaca Cookie, buku ini tetap enak untuk dibaca. Buktinya, tidak sampai 24 jam aku sudah kelarin baca buku ini. Keseriusan penulis dalam membuat kisah singkat ini patut diacungi dua jempol. Nilai moralnya bagus, walau nilai tersebut akan jauh lebih mengena bila pembacanya adalah anak putri. Namun harus kuakui, buku ini tidak seperti seri Narnia atau seri Unfortunate Events atau buku-buku karangan Roald Dahl atau Enyd Blython yang masih nikmat dinikmati oleh orang dewasa.


Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| | |

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!