The Kill Order by James Dashner

The Kill Order

Penulis: James Dashner
Penerbit: Delacorte Press
Tebal: 314 halaman
Seri: The Maze Runner #0.5
Genre: Post Apocalyptic - Fiksi ilmiah - Adventure - Action - Survival
Stew score: Sugar - Free!
Target: Teen (14 tahun ke atas!)

Sececap The Kill Order

Tiga belas tahun sebelum Thomas masuk Maze, sebelum Thomas bersama teman-temannya memutuskan untuk lari dari Maze, yang tampaknya merupakan tahun di mana badai matahari membuat kehidupan di bumi berubah sangat drastis menjadi sangat buruk, Mark dan Trina beserta teman-temannya telah lebih dulu mengalami "sensasi" dikejar-dikejar oleh debt collector manusia-manusia yang telah kehilangan kesadarannya—atau dengan kata lain: gila.

Ini semua disebabkan oleh kedatangan beberapa berg atau pesawat ringan yang pada awalnya dikira Mark
dan Trina, dan orang-orang lainnya, datang hendak membantu mereka. Dugaan mereka salah! Mereka datang tidak dengan damai! Boro-boro membantu, mereka malah menghujani para penduduk dengan ratusan anak panah!

Padahal sebelum mereka datang, meski kondisi Mark dan Trina dan penduduk lainnya menyedihkan, sebab flare atau badai matahari telah membakar banyak orang dan membuat kondisi bumi tak sama lagi, mereka (katakanlah masih bisa) hidup dalam damai: atau paling tidak pertikaian hanya terjadi saat merebutkan makanan atau wilayah (yang tak jauh beda dengan kondisi sebelum hantaman flare).

Yang aneh, kenapa panah? Kenapa bukan dengan senapan berisi peluru? Bukannya apa-apa, tapi panah itu kurang efektif untuk digunakan membunuh.

Usut ikan pesut, ternyata ada alasan kenapa mereka diperintahkan (tentu saja mereka hanya prajurit) untuk menggunakan panah itu. Panah itu bukanlah panah biasa. Panah itu panah spesial. Eits, tapi bukan panah asmara ya. Kalau iya, mungkin kedamaian akan tercipta dan Mark dan Trina dan teman-temannya tak perlu lari kayak banci ketemu penertiban (bukan pengalaman). Panah itu berisi virus yang sangat mematikan!

Ya, saudara-saudari virus itu bukan produk dari flare, tapi produk yang lahir sebelumnya dan dilepaskan setelah flare terjadi. Lalu kenapa dinamai flare? Mungkin karena manusia-manusia pencipta virus itu terlalu angkuh mengakui bahwa penyakit baru yang jadi endemik itu, akibat rencana mereka yang pada awalnya terdengar brilian, adalah kesalahan mereka!

Ada iwak di balik peyek. Tentu ada alasan dibalik penciptaan virus yang kemudian berkembang tak terkendali tersebut. Tenang, aku tak akan menyembunyikannya kok. Sebab judul bukunya sendiri sudah menyatakannya secara gamblang kok: The Kill Order (perintah untuk membunuh).

Citarasa The Kill Order

Lagi-lagi Om Jimmy (panggilan akrabku untuk James Dashner) melemparkan sesuatu yang baru pada serial The Maze Runner. Membuat benang yang sudah kusut semakin kusut. Membuat pertanyaan yang belum terjawab semakin menumpuk. Membuat aku yang mengharapkan menemukan titik terang, malah tersesat di kegelapan (#tsah!) Yang kemudian melahirkan perasaan kecewa dan sebal.

Aku kecewa pada The Kill Order karena memberikan ide yang baru. Padahal aku sudah suka pada konsep matahari yang tak hanya memberikan kehidupan tapi juga bisa merenggutnya. Juga bahwa tak benar-benar ada yang penting di 3/4 bagian The Kill Order. Hal-hal yang penting baru ada di bab 61 (The Kill Order terdiri dari 67 bab, belum termasuk prolog dan epilog). Kalau pun kalian hendak membaca The Kill Order, dan merasa tak punya banyak waktu—dan tak terlalu kepengen kenal karakter Mark dan Trina, kalian bisa menskipnya dan kalian tak akan ketinggalan apapun—tapi aku sarankan setidaknya mulailah dari bab 60. Tapi mungkin dengan catatan, kalian sudah membaca ketiga buku utama The Maze Runner.

Aku sebal pada The Kill Order karena nyaris sama seperti The Scorch Trials, buku kedua The Maze Runner. Keseruannya, thrillernya, adegan masa lalu yang didatangkan selalu dalam mimpi, sama plek! Yang kemudian bermuara pada satu rasa: bosan.

Bagi yang mengira buku ini berkisah soal Thomas, pasti bakal mengerutkan dahi saat membaca kilasannya (baca: blurb). Siapa itu Mark dan Trina? Orangtua Thomas? Tapi tenang, Thomas muncul kok. Di awal dan di akhir buku. Kemunculan di awal yang melalui kacamata Theresa sih oke, tapi kemunculannya di akhir agak membuatku mengerutkan dahi dan langsung membuat otakku mengingat-ingat adegan di Thomas's First Memory (The Maze Runner #2.5—yang ebooknya bisa diunduh secara gratis di goodreads.) Pikiran pertamaku adalah kayaknya adegannya tidak sama deh—meski pun "bisa jadi" itu adegan lanjutan dari Thomas's First Memory.

Overall, karena The Kill Order rasanya nyaris sama persis kayak The Scorch Trials, maka The Kill Order pun aku beri rating yang sama pula. Menambah keruwetan. Tidak menjawab misteri yang ditunggu-tunggu kemunculan jawabannya (aku terutama menunggu jawaban akan misteri "Nama Thomas yang tertulis" yang muncul di The Scorch Trials). Menghadirkan kesan seolah-olah akan muncul buku lanjutannya. Sayang, padahal covernya sangat "mengundang" untuk dikoleksi. Terlepas dari kekecewaanku, sejujurnya, adegan-adegan di 60 bab awal The Kill Order tidak buruk kok, mengingatkanku pada adegan-adegan di Divergent karya Veronica Roth yang sinetron sekali—maksud dari kata sinetron adalah memberikan apa yang sedang digrandrungi kebanyakan masyarakat masa kini: penuh akan aksi, yang mana akan bagus kalau diangkat ke layar lebar. Tapi tetep, jenis bagus yang bagiku tak akan pernah meninggalkan kesan yang mendalam :P

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| | |

14 comments:

  1. ini Kill Order dipretelin gini XD

    sejauh ini--sebenarnya sih belum jauh jauh karena baru babat buku satu sampe tiga--masih bisa menikmati. Tapi lebih karena emang asik bacanya. Gak kayak #youknowthebookthatimean yang lemotnya itu kalau aku jadi runner, pasti udah ditangkep griever. Kalau sampe misteri sih masih gak penasaran. Kenapa begini kenapa begitu karena segala sesuatu di dunia fiksi apalagi fantasi adalah mungkin bagiku. Dan aku masih mengasumsikan kalau segalanya itu ulah Wicked termasuk nama Thomas di Scorch. Aku sih berharapnya Kill Order ngasih tahu tentang Wicked.

    Satu hal yang membuatku penasaran--sejak pertama baca hingga kini--sebenarnya siapa orang dibalik Wicked?

    Btw, Thomas's First Memory of Flare itu di GR dilabeli TMR 2,5 bukan 1,5 ._.

    Dan, setidaknya kita masih punya The Maze Runner Files. Coba kita lihat apa semua 'keruwetan' itu bisa om Dashner selesaikan dalam 50 halaman....

    BalasHapus
  2. Aduh, salah! >.< Harusnya aku tulis 2.5, meski secara temlen harusnya di ranah #0.6 ._.

    Btw, aku kelupaan menyinggung wicked disini. Itu disebabkan karena... memang tak ada wicked disini! ._. *spoiler nggak ya? :))

    BalasHapus
  3. The kill order udah ada di indonesia kah ? Makasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada, tapi yang versi bahasa asli. Biasanya dijual di toko buku yang menjual buku-buku impor.

      Hapus
    2. Belum ada. Tunggu terjemahannya keluar dulu (:

      Hapus
  4. Weeiii... thankseu buat sinopsis nya :D. btw, kemaren cek di gramed the kill order bahasa belum terbit, kira kira the kill order english gaapalah dimana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. The Kill Order bahasa INDONESIA memang belum ada. Aku juga tidak tahu akan diterbitkan atau tidak.

      Coba cari di toko buku yang menjual buku-buku Inggris seperti Periplus :3

      Hapus
  5. Skrg udah ada kill order edisi indo

    BalasHapus
  6. Anjir...sedih bgt pas baca hlm terakhir,yg trina bilang "mark"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku ... biasa aja sih, sob. Udah ketebak semua soalnya :))

      Hapus
  7. Newt ga idup lagi ya ???? gue masih dlam keadaan berkabung soal newt, masih berharap he'll came back like gally..But I saw nothing here..iyakah ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kagak, sis. Atau setidaknya, belum ada kata dari James yang bikin dia hidup lagi, soalnya belum ada kabar apakah bakal ada lagi lanjutannya setelah (dan menggunakan timeline) The Death Cure.

      Jika sista nyari Newt di sini, dia tak ada. Hanya ada Tommy dan Teresa doang dan itu pun hanya muncul di prolog dan epilog. Tengah-tengahnya, Mark dan Trina dan orang "baru" lain. Ini prekuel, btw.

      Hapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!