Room by Emma Donoghue

Room

Penulis: Emma Donoghue
Penerbit: Picador
Tebal: 321 halaman
Genre: Realistic Fiction
Stew score: Almost - Delicious!
Target: Young - Adult (16 tahun ke atas! )

Sececap Room

Namanya Jack. Dan selama 5 tahun terakhir ini dia tinggal di sebuah tempat yang disebutnya (juga ibunya, Ma) Room.

Sejauh ini hidupnya tenang-tenang saja di Room. Dia punya banyak teman (Lemari, TV, Tempat Tidur, Remote, dst). Hidupnya serba berkecukupan; Makan 3 kali sehari. Ada TV yang bisa digunakannya untuk menonton sahabatnya, Dora. Punya koleksi buku yang bisa dibaca kapan pun dia mau. Sering mendapatkan apa yang diinginkannya di hari Minggu.

Yang menarik adalah dia percaya dirinya, Ma, Room dan barang-barang yang ada di Room, juga Old-Nick yang datang berkunjung ke Room ketika dia tidur, merupakan entitas nyata. Sementara lainnya tidak. Hanya benda-benda yang muncul di TV. Hanya khayalan.


Namun, semuanya berubah ketika Ma bicara bahwa apa yang dipercayai Jack selama ini salah. Bahwa apa yang ada di TV benar-benar ada dan nyata. Bahwa keberadaan dirinya dan Jack di Room karena dia merupakan korban penculikan Old-Nick.

Kemudian mereka membuat rencana. Atau lebih tepatnya, Ma. Rencana untuk melarikan diri

Apakah berhasil?

Tentu mereka berhasil. Ya, Jack dan Ma bebas dari kungkungan tembok Room yang sempit dan pengap dan terbatas.

Tapi itu baru setengah kisah mereka. Setengah dari jumlah keseluruhan halaman buku karangan Emma Donoghue.

Sebab kisah itu, tentu saja, masih berlanjut di luar Room. Jack yang selama lima tahun terakhir berada di dalam Room mesti beradaptasi dengan dunia luar. Terlalu banyak hal. Terlalu banyak yang mesti diingat. Terlalu banyak anak bernama Jack. Yang kemudian, membuat Jack ingin kembali ke dalam Room.

Room edisi terbitan Macmillan

Citarasa Room

Aku tahu buku ini buku yang luar biasa.

Maksudku, hei, aku sudah membaca review teman-temanku dan semuanya mengatakan mereka puas pada kisah yang disuguhkan oleh Emma Donoghue. Dan ya, Room sama sekali tidak mengecewakan.

Ide kisahnya sederhana—setidaknya bagiku. Tapi, GOD, eksekusinya benar-benar mantap. Kronologis kisahnya. Pro dan kontra para tokoh pembantu. Jack dan Ma yang punya sikap yang baik juga buruk—diantaranya, sikap yang dipunyai manusia pada umumnya. Dan tentu saja pesan dan makna yang dibawanya.

Pemilihan Jack sebagai narator juga termasuk ide yang hebat. Pikirannya yang masih lugu, dan penasaran, dan belum banyak makan asam gula garam, hnn... Gimana ya? Yang jelas, aku nggak kebayang kalau Ma yang jadi naratornya. Pasti kalimatnya bakal penuh aura kemarahan dan kesebalan.

Namun, meski naratornya seorang bocah, buku ini tak untuk konsumsi semua umur. At least, setidaknya kamu sudah berusia 16 tahun atau telah merasa cukup dewasa dengan salah satu atau dua atau beberapa pikiran dan apa yang diocehkan Jack yang apa adanya. Salah satunya adalah hitungan Jack akan deritan ranjang saat Old-Nick datang berkunjung di malam hari—saat dia seharusnya telah terlelap.

Overall, buku ini buku yang sederhana. Tak ada romance bersegi-segi. Tak ada misteri besar yang mesti dipecahkan. Novel Room ini, menurutku, ingin menunjukkan bahwa terkurung di sebuah ruangan atau pun bebas di tengah masyarakat itu rasanya tak jauh berbeda.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
|

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!