Shopaholic Takes Manhattan

Shopaholic Takes Manhattan

Penulis: Sophie Kinsella
Penerbit: Dell
Tebal: 387 halaman
Seri: Shopaholic #2
Genre: metropop - chicklit - romance - komedi
Stew score: Almost - Yummy!
Target: Young adult (16 tahun ke atas)

Sececap Shopaholic Takes Manhattan

Rebecca "Becky" Bloomwood mungkin adalah wanita paling beruntung di dunia.

Dia punya kekasih yang tampan, kaya raya dan mencintainya.

Dia punya sahabat yang tulus dan tetap berada di sisinya saat dunia membencinya.

Dia punya pekerjaan yang baik--lebih baik dari pekerjaannya sebelumnya, dengan gaji yang jauh jauh jauh lebih besar.

Dan dia telah terbebas dari hutang-hutangnya.


Pada suatu hari, Luke, pacar Becky, mengajak Becky pindah ke Amerika--tentu tanpa paksaan, bila Becky tetap ingin tinggal di UK, dia menghargainya. Tapi, tentu saja Becky menyambutnya dengan gembira. Apalagi sesampainya di Amerika dia mendapati semua orang baik kepadanya.

Tapi apa itu benar? Apakah hidup akan semudah itu bagi Becky ketika dia tidak bisa menahan kegilaannya akan belanja dan terlilit hutang lagi?

Citarasa Shopaholic Takes Manhattan

Yang aku suka dari Shopaholic series adalah punya kesamaan dengan Princess Diaries dan Mediator series karya Meg Cabot. Yakni sama-sama lucu tidak hanya di percakapan, tapi juga di narasi. Lucunya itu juga konstan, termasuk ketika even tersedih sekali pun.

Karakter Becky juga menyenangkan dan keren. Meski pun gila belanja, dia sama sekali tak pernah minta dibelikan Luke. Dia memakai uangnya sendiri. Padahal Luke itu kayanya nggak ketulungan.

Bagi yang udah nonton filmnya, pasti agak familiar dengan banyak adegan di buku dua ini. Aku tadinya sempat mengira filmnya itu hanya dibikin berdasarkan buku pertama saja, lalu ditambahkan beberapa pengembangan, tapi ternyata lebih banyak adegan di buku dua ini yang dimasukkan.

Di buku pertama, karena aku melihat filmnya dulu, aku agak kecewa karena Suze, sobat Becky, dan Tarkie, sepupu Suze, tidak menjalin hubungan cinta. Tapi disini... Mereka punya! Yah, meski "terbentur" dengan masalah sepupu itu.

Di buku ini, aku jengkel banget sama Luke Brandon. Dia bukan pacar yang ideal bagi Becky. Tapi kenapa cewek-cewek masih suka padanya? Kenapa Becky masih maafin dia? Padahal jelas-jelas dia sudah mengecewakan Becky? Aku nggak tahu.

Eh, pernyataanku diatas kayaknya mengindikasikan aku nggak percaya kesempatan kedua ya? Duh, nggak kok. Aku percaya, tapi... I think enough about me, hahah.

Overall, aku jauh lebih suka buku ini ketimbang pendahulunya.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!