A Christmas Carol

A Christmas Carol

Penulis: Charles Dicken
Penerbit: Planet PDF (planetpdf.com)
Tebal: 138 halaman
Genre: Klasik - Supernatural (ghost)
Stew Score: Sweet!
Target Pembaca: Teen (13 tahun ke atas)

Sececap A Christmas Carol

Mr. Scrooge dan Mr. Marley adalah dua orang sahabat yang sukses dalam bisnis mereka. Tidak heran bila mereka jarang kekurangan apa pun. Suksesnya usaha mereka bikin dapur mereka selalu mengepul.

Namun, Mr. Marley harus rela Mr. Scrooge menikmati hasil kerja keras mereka berdua lebih lama karena dia dipanggil oleh Maha Kuasa lebih dulu.

Selain terkenal akan bisnisnya, Mr. Scrooge juga terkenal sebagai pribadi yang tertutup dan penyendiri. Dan dia tidak merayakan natal. Menurutnya, natal itu "humbug." Natal itu tak perlu dirayakan.


Lalu pada suatu malam, malam-malam menjelang natal, dia didatangi oleh hantu sahabatnya. Tapi kondisi hantu Marley sangat mengerikan. Dia datang untuk memberi peringatan pada Scrooge, juga memberi tahu bahwa akan ada tiga hantu yang akan mengunjunginya.

Tiga hantu itu bukanlah hantu biasa. Jangan anggap mereka pemandu wisata, meski ke-tiga hantu itu "mengajak" Scrooge berwisata. Wisata ke masa lalu, masa kini dan masa depan.

Wisata yang akan mengubah hidup Mr. Scrooge selamanya!

Citarasa A Christmas Carol

Sebelum tahu A Christmas Carol itu adalah judul sebuah buku karangan Opa Dickens, aku telah menonton dua film adaptasinya. Versi Disney yang based of the book, dan versi Mattel atau Barbie yang mengubah dikit jalan ceritanya tapi memakai plot yang sama.

a) A Christmas Carol, film buatan Disney.
Animasinya agak menyeramkan. Terutama animasi Mr. Scrooge. Mungkin karena melibatkan hantu-hantu, maka aroma seram mesti ada.

Jalan ceritanya nyaris sama persis dengan di buku. Tapi yang namanya film, selalu ada bagian yang didramatisir untuk mengambil simpati penonton. Salah satu pengembangan yang aku suka adalah adegan di mana Mr. Scrooge "nebeng" kereta.

Sebelum aku cari info mengenai siapa pengisi suara Mr. Scrooge, dan di TV (aku lihatnya di TV) credit title karena padatnya jadwal acara seringnya bergerak cepat, aku kira wajah Mr. Scrooge persis kayak Ace Ventura Jim Carrey.

Dan ternyata memang dia!

Tapi kalau begitu, itu artinya animasinya sudah 3D?

Mungkin saja.

Overall, film yang bagus dan lumayan lucu.

Tapi ada satu yang mengganjal di benakku ketika aku menonton, aku tidak puas di bagian wisata masa lalu. Kurang jelas. Atau mungkin aku kurang paham. Inilah awal mula kenapa aku ingin membatja bukunya.

Mau lihat trailernya?
b) A Christmas Carol - buku
Dan untungnya... Temanku ada yang punya ebooknya!
Sejenak setelah menggemakan "keresahan"-ku di twitter (#tsah), temanku langsung mengirimkannya ke email. Lumayan. Jadinya, aku bisa menghemat waktuku di warnet, hahah.
Bahasa Inggrisnya, agak-agak sulit, sebenarnya. Aku kurang familiar dengan grammarnya. Tapi... Demi mengobati rasa penasaranku, aku nggak masalah mesti buka kamus bolak-balik dan agak lama batjanya (nyaris sebulan!).
Dan apakah rasa penasaranku teratasi? Sayangnya tidak. Bagian masa lalu ternyata sama seperti film, tak memuaskannya bagiku.
Di masa lalu, memang ada dua masa dimana Mr. Scrooge dibiarkan dan ditinggalkan, tapi ada masa di mana Mr. Scrooge juga bahagia, lalu kenapa dia jadi amat sangat tertutup dan tidak pedulian dan sangat keras kepala dan menganggap banyak hal itu omong kosong?
Hal yang melatarbelakanginya, jelas hanya ada di masa lalu, masih kurang untuk standar.
Yang tidak ada di film adalah, hantu ketiga ternyata tak sebisu di film.
Meski keras kepala, tak pedulian dan pelit, juga sinis entah kenapa Mr. Scrooge itu sangat lucu! Di banyak scene sinisnya aku kalau nggak tersenyum pasti tertawa!
Aku tertawa keras pas bagian sebelum dia ngusir orang yang minta sumbangan, katanya, "... decrease the surplus population."
Kata-katanya sih bikin miris, dan kalau aku yang mengatakannya pasti orang akan memarahiku, tapi entah bagaimana aku malah tertawa nyaris terbahak. Mungkinkah karena kehebatan Opa Dickens dalam meramu kisah kelam ini terasa humoris, atau aku yang abnormal dan selera humorku sangat jelek?
Endingnya tidak sedramatis film adaptasinya, tapi tetap bagus dan happy.
c) Barbie in A Christmas Carol
Sebelum membatja dan menonton adapatasi versi Disney, aku lebih dulu nonton Barbie in A Christmas Carol. Film Barbie kesukaanku setelah trilogi Fairytopia.
Meski mendapat nilai lebih rendah dibanding buatan Disney di imdb, aku jauh lebih suka dengan Barbie in A Christmas Carol.
Eden dan Catherine dan tiga spirit natal.
Animasinya masih 2D, tapi tampak cantik dan fullcolor. Dan jalan kisahnya, atau kisah yang melatarbelakangi kenapa tokoh utamanya nyebelin, jauh lebih jelas bagiku dibanding film buatan Disney dan, ah, jujur ya, bukunya.
Barbie in A Christmas Carol juga jauh lebih mudah dicerna kisahnya. Tak seperti bukunya (juga adaptasi Disney) yang menggunakan dua anak kecil yang menempel di kaki hantu natal masa kini.
Jadi, dibanding buku dan film adaptasi yang satunya, Barbie in A Christmas Carol jauh lebih "friendly" kalau ditonton anak-anak.
Omong-omong nama tokoh utama di Barbie in A Christmas Carol adalah Eden dan dia seorang gadis. Dia punya kucing namanya Chuzzlewit (nama ini kemungkinan besar diambil dari nama Martin Chuzzlewit yang juga merupakan salah satu tokoh dalam buku bikinan Opa Dickens) yang angkuhnya sama dengan majikannya.
"Di dunia yang egois, orang egois yang menang," begitulah kata Eden seperti yang diajarkan oleh bibinya yang suka berkaca. Dan kata-kata itu terbukti benar bagi Eden. Dia jadi penyanyi sukses, orang-orang memujanya dan dapurnya tak pernah kekurangan makanan.
Di Barbie in A Christmas Carol, Eden sama seperti Scrooge, dia tidak merayakan natal. Dia juga terkenal dan banyak uang. Tapi dia bukan pengusaha seperti Scrooge, melainkan seorang penyanyi. Dan dia juga menyuruh kru-nya tetap bekerja di hari natal.
Mau lihat trailernya?
Perbedaan mendasar antara buku dan film adaptasi yang ini adalah:
- Hantu Marley, yang merupakan sahabat Scrooge, digantikan oleh hantu Bibi Eden, namanya Marie, yang merupakan orangtua asuh Eden.
- Tokoh paling baik yang dekat Scrooge, yang selalu mengingatkan akan natal, yakni Fred, yang merupakan keponakan Scrooge, digantikan oleh Catherine, sahabat Eden sejak kecil, dia bekerja pada Eden sebagai perancang busananya, dan dia selalu pulang tiap natal--kecuali ketika filmnya mulai berjalan, hahah.
- Eden tidak sendirian seperti Scrooge, dia punya kucing lucu yang setia padanya.
- Spirit natal masa lalu, kini dan masa depannya wanita dan tak berbentuk hantu. Malahan, di versi dubbing Indonesia, "spirit" diterjemahkan jadi "peri" (peri natal masa lalu, dst).
- Tiny Tim dan keluarga Cratchit diganti dengan sekelompok anak yatim piatu yang panti tempat mereka tinggal akan segera digusur.
- wisata masa depan diubah dan diganti, disesuaikan dengan usia dan pekerjaan Eden.
- Endingnya jauh lebih bahagia dibanding buku dan adaptasi lainnya, bahkan bagi hantu Bibinya.
Pada akhirnya, tentu saja sama seperti Scrooge, Eden berubah jadi individu lebih baik dan tak egois setelah berwisata ke masa lalu, kini dan masa depan.
Terlepas dari itu semua, A Christmas Carol adalah kisah sederhana yang luar biasa. Kalau tidak luar biasa, tidak mungkin kisah ini bisa bertahan selama 1 abad lebih, betul? *bukan ala Aa Gym, bukan pula ala Kiwil
Nah,  di antara tiga di atas, kalian suka yang mana?
P.S.
[1] Merupakan mahakarya Charles Dicken pertama yang aku tuntaskan
[2] Thanks to Asti yang telah memberiku copy ebook ini.
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| | |

6 comments:

  1. Sudah beli bukunya >.< Tapi belum sempat baca u.u

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. terjemahan novel nya charles dickens yang versi indonesia gak ada kah ? soalnya versi pdf nya susah dipahami

      Hapus
    2. Ada, kak. Judulnya Ghost Stories, terbitan Narasi.

      Hapus
  3. haha, suka nonton film barbie ya ?
    aq paling tidak suka sama Barbie >,<
    But versi Jim Carrey lumayan bagus deh
    Btw, edisi terjemahan Christmas Carol ini sudah ada kok klo mau coba baca ulang, kumpulan cerita pendek Charles Dickens yang cukup bagus juga :D

    BalasHapus
  4. Iya kak. Aku suka menonton semua film, kecuali film Indonesia yang semi-horror dan romance galau, termasuk Barbie. Paling favorit, tentu saja Fairytopia trilogi :D

    Ada edisi terjemahannya kak? :O

    BalasHapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!