Will Grayson, will grayson


e144b541bed616dbb2322e00e9fc4dcd_wgwg 

Will Grayson, will grayson

Penulis: John Green dan David Levithan
Penerbit: Speak
Tebal: 336 halaman
Bahasa: Inggris
Genre: Young-adult, romance, glbt
Stew score: Yummy!
Caution: Sop iler!

Icip-icip Will Grayson, will grayson

Seberapa sering kalian bertemu dengan seseorang yang memiliki nama yang sama persis dengan nama kita?

Kalau aku sih jujur belum pernah ketemu orang yang namanya dari nama depan hingga belakang sama. Tapi kalau sepotong, misal depan saja, tengah saja, aku pernah. Hanya belakang saja belum pernah.

Karena hal yang tak terduga, Will Grayson (huruf normal) dan will grayson (huruf kecil) bertemu di sebuah toko, ehm, porno yang menjual berbagai pernak-pernik orang dewasa (majalah dewasa, film dewasa, alat bantu “ho-oh” (?) :oops: :lol: , dst.).

Will Grayson masuk ke dalam toko itu dalam rangka membuat “terkesan” kedua sahabatnya, Tiny dan Jane, yang sedang nonton konser. Sementara will grayson berkunjung jauh-jauh dari tempat asalnya ke situ adalah untuk bertemu dengan gebetannya yang dikenalnya di dunia maya, Isaac.

Bagaimana kisah selanjutnya antara Will Grayson huruf normal dan huruf kecil?

Citarasa Will Grayson, will grayson

Bagaimana aku tahu soal buku berjudul dobel nama orang ini, teman-teman bisa membacanya di coretanku yang ini, Boy meets Boy.

Will Grayson, will grayson berkisah soal dua orang bernama sama. Sama-sama tidak punya banyak teman. Sama-sama kurang bisa menghargai dirinya sendiri, satu rendah diri dan satunya lagi membenci dirinya sendirinya.

Tidak perlu cemas bakal tertukar mana Will Grayson dan mana will grayson karena duo penulis ini, John Green dan David Levithan, tampaknya telah sepakat untuk menaruh Will yang pertama di tiap bab ganjil dan will kedua di tiap bab genap. Belum lagi tiap bab ditulis dengan cara yang berbeda. Untuk Will pertama, ditulis normal-normal saja. Sementara will kedua ditulis dengan serba huruf kecil (baik nama orang, nama tempat) dan tanpa menggunakan kalimat langsung. Percakapan pada bagian will mirip kayak jenis percakapan di buku-buku pelajaran dimana nama ditulis di depan diikuti tanda titik dua baru percakapannya, unik ya?

Aku (juga) curiga penggunaan font normal dan all lower case ini adalah pembeda orientasi seksual kedua tokoh yang menjadi narator itu.

Pada awal baca, aku bertanya-tanya, mana Will-nya David dan Green? Apakah Will huruf normal punya David? Secara karakter Tiny (ini nama cowok) kayak gabungan antara karakter Paul dan Daryl di Boy Meets Boy? Tapi… mungkin nanti saja aku akan mencaritahu.

Untuk kisahnya sendiri…

Kisah Will Grayson, cowok pemalu tingkat nasional dan sangat emosional, kurang lebih biasa saja. Bingung apakah sahabat barunya nomor empat, Jane, seorang lesbian atau straight. Tiny yang tahu Jane straight, mencoba menjodohkannya dengan Will. Tapi Will selalu bilang dia tidak tertarik pada Jane. Baru ketika Jane kembali pada pelukan mantannya, Will sadar dia suka pada Jane.

Biasa, kan?

Kadang aku dibikin gemas dengan sikapnya yang pemalu dan tidak mau berterus-terang. Padahal, menurutku, kalau dia mau begitu, berterus-terang, hidupnya bakal lebih mudah. Dengan begitu, Jane bisa jadi miliknya lebih cepat daripada berputar-putar menunggunya tahu sendiri.

Beda dengan will grayson. Hidupnya tidak mudah. Ayahnya meninggalkannya. Dia yakin ibunya membencinya, dan seharusnya dia tidak memiliki anak seperti dirinya. Hatinya sekelam malam, hingga dia takut menggantungkan harapan pada apapun. Hingga dia jatuh cinta pada Isaac, teman cowoknya di dunia maya. Satu-satunya orang yang sangat mengerti dirinya. Satu-satunya yang bisa membuatnya tertawa. Satu-satunya yang bisa membuat will tanpa sadar menuliskan namanya di buku catatan sekolahnya dan menggigaukan namanya dalam tidur.

Kemudian mereka berjanji bertemu di luar kota. Kota yang kemudian mempertemukan will dengan Will, Tiny dan (sekilas) Jane.

will kaget ketika mendapati tempat janjian pertemuan pertama (dan mungkin juga kencan pertama) mereka adalah porn shop. Dia kaget, tapi tetap menunggu Isaac datang. Dia yakin Isaac pasti datang. Dia menghipnotis diri bahwa Isaac datang telat sebab transportasi yang ditumpangi gebetannya itu… Bermasalah.
Hingga dia mendengar namanya dipanggil oleh kasir porn shop yang ternyata bukan namanya yang dipanggil, melainkan nama seseorang yang tadi sempat berpapasan dengannya di rak majalah dewasa.

Mereka kemudian sama-sama menunggu di luar toko. Will yang menunggu teman-temannya kelar nonton konser, dan will yang menunggu calon pacarnya datang.

Bukan nama mereka saja yang kebetulan saja sama, di tengah-tengah obrolan, ponsel mereka berdering bersamaan dan mengabarkan hal yang tidak akan mereka sukai.

Kalau Will sih bukan masalah besar, beda dengan will yang… Jujur saja, saat aku membacanya aku sempat nyaris menitikkan air mata (aku sendiri nggak nyangka ada ekstrak bawang di dalam sajian ini–aku kira bakal so sweet ala-ala Boy Meets Boy).

will, meski pada awalnya sulit percaya, dia bisa menerima kalau Isaac… Kalau Isaac… Kalau Isaac… Untuk mengetahui jawabannya, kalian mesti membacanya sendiri ;) 

Yang tidak aku suka adalah endingnya. Bagi yang tidak suka sad ending, tenang kisah ini ditutup dengan happy ending kok. Aku sih nggak pernah masalah dengan kisah yang happy ending atau nggak. Bagiku ending itu harus setidaknya memberiku rasa lega.

Tapi ending Will Grayson, will grayson ini, bagiku, terlalu film banget. Maksudku setelah di awal-awal terasa dekat dengan kehidupan nyata (kecuali mungkin ponsel yang berdering bersamaan), kenapa ditutup kayak gitu?

Terlepas dari itu, aku tetap suka dengan karya duet John Green dan David Levithan ini. Bahkan Will Grayson, will grayson ini menjadi penghuni baru “rak” buku favoritku.


0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!