Lolita [Vladimir Nabokov]

Lolita

lolita 
Penulis: Vladimir Nabokov
Penerbit: Serambi Ilmu Semesta
Cetakan: ke-dua, Februari 2012 (New Edition)
Tebal: 544 halaman
Stew Score: Sweet!

Icip-icip Lolita

Lolita adalah kisah tentang pengakuan seorang profesor paruh baya bernama Humbert Humbert yang jatuh cinta dan terobsesi pada seorang gadis remaja bernama Do(lo)res Haze–sang Lolita. Untuk bisa dekat dengannya, Humbert terpaksa menikahi ibu gadis itu, Char(lo)tte Haze.

Hingga suatu hari Charlotte tahu rahasia Humbert.

Kejadiannya begitu cepat, tiba-tiba saja Humbert mendapat telepon yang mengabarkan bahwa istrinya, Charlotte, tewas dalam sebuah kecelakaan.

Tapi kejadian itu tidak serta merta membuat Humbert bisa meraih Dolores. Dia harus merencanakan sesuatu. Rencana yang berhasil mengelabui para tetangga Charlotte dan teman-temannya. Rencana yang kemudian membawa Humbert dan anak tirinya berkelana mengelilingi Amerika, menikmati cinta terlarang dengan segala manis getirnya–oh ya, sang Lolita punya perasaan pada sang profesor paruh baya.

Apa rencana Humbert itu? Apakah rasa cinta dan obsesi Humbert akan hilang saat Lolita tumbuh dewasa? Bagaimana kisah ini akan berakhir?

Citarasa Lolita

Nama yang aneh.
Itu adalah kesan pertama saat tahu nama tokoh utamanya. Humbert Humbert. Nama depan dan nama belakang sama. Aku kira awalnya kelebihan pengetikan, ternyata…

Lambat.

Itulah kesan pertama ketika membaca kisah ini. Tapi aku mengerti dan paham kenapa Humbert Humbert selalu detail dalam menggambarkan segala hal–kondisi, apa yang ada di depannya, apa yang tertangkap matanya, apa yang sedang dipikirkannya atau diimajinasikannya, apa yang mesti dilakukannya dalam mengantipasi kecurigaan seseorang, dan lain-lain.

Yang sulit dipercaya adalah sikap Lolita. Dibandingkan Humbert, menurutku Lolita itu lebih rumit dan sulit diprediksi.

Yang membuatku bertahan untuk membaca novel ini, meski kebosanan terus mempengaruhiku agar aku menyerah dan berhenti di tengah jalan, adalah humor dalam buku ini, “kenapa novel ini sempat dilarang terbit?” dan keberadaannya dalam daftar 1001 books you must read before you die versi listology.com. Lalu endorsment dari Time: “Satu diantara tiga novel paling berrpengaruh di dunia” yang tercetak di cover belakang buku, juga akhir dari kisah ini (FYI, sinopsis Lolita membeberkan hampir separuh isi buku).

Tidak banyak yang bisa dicela, kecuali plotnya yang memang lambat sekali. Terjemahannya keren, covernya unyu, kualitas kertasnya oke, tata letak atau layoutnya bagus, dan bagi yang typhobia (?) Lolita ini sangat minim sekali typo.

Awalnya, aku siap memberinya nilai “Almost Sweet” aka 2,5 bintang, tapi kalimat terakhir di paragraf terakhir, di bab terakhir, sayangnya bukan lembar terakhir–sebab ada halaman tentang penulis, efeknya lumayan dahsyat hingga tanpa sadar aku dibuat bergumam “Oohh…” dan membuat (perjuanganku mengatasi) kebosananku tidak sia-sia.

Jadi kenapa novel ini sempat dilarang beredar di beberapa negara? Kalau menurut pehamananku adalah temanya, yakni pedofil. Nggak mungkin karena adegan “panas”-nya sebab adegan panas di Lolita aku jamin tidak sampai bikin pembacanya “kipas-kipas”, malah sebenarnya minim sekali adegan kayak gitu #adegankayakgimanasihmaksudmu?

Gara-gara novelnya ini, aku jadi penasaran dengan filmnya. Lolita udah diadaptasi dua kali ke layar lebar. Pasti keren deh adaptasi adegan action di lembar-lembar terakhir Lolita!

Terima kasih kepada mbak Truly atas bukunya ^^ (Masih ingat dengan Takdir Elir dan The Invention of Hugo Cabret? Nah, Lolita ini juga salah satu hadiah dari mbak Truly juga).

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!