The Count of Montecristo [Alexandre Dumas]

Icip-icip the Count of Montecristo

Edmond Dantes, juru mudi kapal Le Pharaon, bisa dibilang pemuda yang sangat bahagia. Dia punya karir yang gemilang (dia dipromosikan menjadi Kapten Le Pharaon oleh Mr. Morrel, pemilik kapal), dia punya ayah yang sangat menyayanginya, juga dia punya Mercedes, kekasihnya yang cantik, yang mencintainya dan siap untuk dinikahinya.

Semua orang pasti iri dengannya, semua orang pasti ingin menjadi Dantes, semua orang ingin menggantikannya. Termasuk Danglars, kepala tata usaha Le Pharaon, dan Fernand, sahabat Mercedes yang mencintai kekasih Dantes itu setengah mati.

Ada beberapa orang yang merasa Dantes bersenang-senang diatas penderitaan mereka. Dari rasa iri itulah timbul semacam pikiran untuk memfitnah Dantes. Surat yang harus diantar Dantes ke Paris, titipan dari Kapten Le Pharaon yang meninggal, digunakan mereka untuk memfitnah pemuda bersahaja itu. Dia dituduh bersekongkol dengan Napoleon Bonaparte untuk menggulingkan Raja Louis XVII dari singgasananya.

Tahu istilah fitnah lebih kejam dari pembunuhan? Dantes telah mengalaminya. Gara-gara tuduhan tersebut dia dijebloskan di penjara di tengah-tengah laut dan ditempatkan di ruang bawah tanah. Bahkan janji jaksa muda bernama Villefort untuk membebaskannya tak pernah terealisasikan.

Hari berganti hari. Minggu berganti minggu. Bulan berganti bulan. Tahun berganti tahun. Waktu berlalu begitu saja seperti hembusan angin. Hingga Dantes kehilangan hitungannya. Hingga dia yakin ayahnya, Mercedes, Mr Morrel, orang-orang yang meyayanginya melupakan dirinya atau mengiranya mati. Dia bahkan nyaris bunuh diri saking putus asanya.

Lalu dia bertemu dengan pendeta bernama Faria yang tinggal di sel lain. Faria dikurung sudah berpuluh-puluh tahun lamanya. Merasa punya visi sama, yaitu mereguk kebebasan yang menjadi hak mereka, mereka kemudian merancang rencana pelarian. Namun karena Faria punya penyakit parah, dia membatalkan keikutsertaannya. Dia juga senang karena harta yang banyak di pulau MonteCristo bisa dimiliki seseorang–sebelum dipenjara, Faria mendapat warisan dari salah satu orang terkaya di Italia yang hartanya disembunyikan karena Spada, nama bangsawan itu, tahu dia tidak pernah aman.

Berhasilkah Dantes melarikan dari penjara? Aku jawab, ya (gpp, spoiler dikit, hahah), tapi gimana caranya? Yang jelas, dia melarikan diri dengan cara yang anti-biasa ;) 

Apakah dia berhasil menemukan harta karun tersebut? Tentu saja dia berhasil. Dia kemudian menyamar sebagai Count of MonteCristo demi mengetahui siapa saja yang telah memfitnah dan bermaksud membalaskan dendamnya.

Kata orang balas dendam terasa sangat manis, apakah demikian bagi Dantes? Caritahu sendiri jawabannya di salah satu novel yang lumayan mengintimidasiku (dalam artian baik) the Count of Montecristo.

Setelah menikmati citarasa the Count of Montecristo

Setelah icip-icip yang berat, mari kita preteli tekstur dan rasanya, heheh. Malahan, catatan kenikmatan (?) Ini sangat sedikit dibandingkan cicipannya :lol: 

Kehebatan dari Count of the Montecristo menurutku adalah Alexandre Dumas sama sekali tidak berbelit-belit dan berlama-lama dalam mengkisahkan tragedi yang menimpa Edmond Dantes. Dia pulang dari bekerja, dia bertemu ayah dan, ehm, sahabatnya, dia menemui Mercedes, calon istrinya. Dia diciduk saat hendak menikah dengan gadis pujaannya. Dan tanpa disidangkan, dia langsung dijebloskan ke penjara paling mengerikan di Perancis pada zaman itu (Count of Montecristo menggunakan setting waktu pada tahun 1815). Semuanya diceritakan dengan sangat cepat. Membuat pembaca lumayan terengah-engah dan menganga kaget saat nasib buruk menimpa Dantes.

Tapi bila tidak ditimpa kesialan bagaimana Dantes yang (awalnya) lugu itu membalas dendam dan tercipta kisah Count of Montecristo yang terkenal ini, iya nggak? :p

Selain plot awal yang cepat, kita juga disuguhi dengan percakapan antar tokohnya yang sangat rapi dan efektif. Juga sopan. Bahkan di kala kemarahan menggelegak di dalam diri.

Setelah Dantes menjadi Count of Montecristo, plot menjadi rumit dan berputar-putar. Mirip sinetron dengan pengerjaan yang sangat baik.

Jangan tanya endingnya, apakah Dantes akan bisa membalaskan dendamnya? Atau dia malah kehilangan banyak hal? Ataukah dia bisa kembali dengan Mercedes yang kini telah bersuami dan telah memiliki anak yang telah menginjak dewasa? Kamu harus mencaritahunya sendiri ;) 

Dua hal yang menurutku paling menarik dari kisah Count of Montecristo ini adalah, pertama: saat Montecristo berbincang dengan Albert dan Franz ketika melihat hukuman mati. Filosofi soal kematiannya… Mantap! Kedua, sejarah Spada. Mungkinkah kata-kata yang biasanya muncul ketika seseorang bertamu (yuhuu, Spada!!) diambil dari nama bangsawan yang cerdas namun bernasib tragis tersebut? Aku sendiri, hingga kini, masih bertanya-tanya.

Berapa mangkuk semur yang harus aku sajikan pada Count of Montecristo yang bersusah-payah, menghabiskan banyak sumber daya, mencari dan membalas dendam para pemfitnahnya? Satu? Dua? Tiga? Empat mangkuk semur aku rasa cukup, sisanya yang satu mangkuk untuk kunikmati sendiri *ceritanya sedang lapar :lol: 

Judul: The Count of Montecristo
Penulis: Alexandre Dumas
Penerbit: Bentangpustaka
Penerjemah: Nin Bakdi Soemanto
Tebal: 568 halaman
Stew score: 4 of 5 bowls

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!