Delirium [Lauren Oliver]


9bf8ffeb48d1252d3df02cc66b1758db_d

Icip-icip Delirium

Hampir seluruh manusia di Bumi ini setuju cinta adalah hal terindah yang dimiliki manusia. Namun, bagaimana bila cinta diidentifikasikan, dikategorikan, digolongkan sebagai penyakit mematikan? Penyakit yang akan menggerogoti tubuhmu perlahan-lahan hingga akhirnya rohmu terlepas? 

Menurut kitab Pssst (Pedoman Senang, Sehat, Selamat, dan Teratur), Penyakit yang paling berbahaya adalah penyakit yang membuat kita percaya kalau kita baik-baik saja. Dan cinta, atau bahasa ilmiahnya Amor Deliria Nervousa, menjadi daftar teratasnya!

Tapi tenang saja, meski cinta sudah ditetapkan sebagai penyakit oleh presiden dan Konsorsium selama 64 tahun, para ilmuwan telah berhasil menemukan penawarnya 43 tahun yang lalu.

Setiap warga yang berusia 18 tahun wajib menjalani prosedur penyembuhan. Terkadang dalam beberapa kasus, prosedur itu dipercepat bila orang yang terjangkit Deliria masuk dalam tahap mengkhawatirkan. Bisa dibilang cinta adalah penyakit bawaan sejak lahir.

Kata orang prosedur penyembuhan terasa menyakitkan, kata orang prosedur itu bisa menimbulkan kerusakan otak–bahkan bisa lebih buruk, hingga tidak jarang banyak yang takut dan gugup menjalani prosuder. Tapi tidak bagi Lena.

Lena telah siap disembuhkan. Lena sudah tak tahan merasakan penyakit itu menggeliat di pembuluh darahnya. Dia ingin hidup bahagia dan aman. Dia ingin terbebas dari rasa sakit. Tapi dia harus menunggu 95 hari lagi sebelum menjalani prosuder penyembuhan yang telah dijadwalkan untuknya.

Awalnya semuanya baik-baik saja. Awalnya semua berjalan lancar, hingga kemudian dia bertemu dengan pemuda berambut cokelat keemasan bernama Alex. Dan dia jatuh cinta pada pemuda itu.

Apa yang akan terjadi pada Lena selanjutnya? Mungkinkah dia akan tetap menjalani prosedur dan melupakan cintanya pada Alex?

Setelah menikmati citarasa Delirium

Sejak melihat iklannya di goodreads, membaca sinopsisnya, aku sudah penasaran setengah mati dengan Delirium.

Hah? Batinku, cinta dianggap sebagai penyakit??

Tentu saja aku penasaran setengah mati. Di beberapa buku yang sudah aku baca, cinta jadi pembeda antara si tokoh baik dan tokoh jahat yang memiliki banyak sekali kesamaan. Cinta juga menjadi alasan bagi seorang gadis mendekati seorang pemuda yang tidak hanya berbahaya namun juga pembunuh alami berdarah dingin. Cinta juga menjadi skenario penyelamat untuk memenangkan Reality Show mematikan. Tapi di Delirium, cinta disebut penyakit dan bahkan ditemukan penawarnya? Itu baru bagiku.

Beruntung Penerbit Mizan (@PenerbitMizan)mengadakan sebuah kontes di twitter “Buat cerita ala Delirium versimu sendiri” dan aku… Keluar jadi salah satu pemenangnya! \^^/

Secara cover aku lebih suka cover versi penerbit Mizan Fantasy ini. Komposisi warna hijau tua, kuning, merah, dan oranye membuatnya lebih semarak daripada covernya yang asli yang didominasi warna hijau telur asin (?).

salah satu kehebatan Lauren Oliver menurutku adalah kepiawaiannya yang tak membawa pembacanya pergi jauh-jauh. Dia tak membuat dunia baru. Tapi merekonstruksi dunia nyata. Bahkan tak tanggung-tanggung, dia menciptakan aturan baru dalam dunia “baru”-nya dengan menciptakan kitab Pssst, beberapa buku seperti Sejarah Dasar, Genesis: Sejarah Lengkap Dunia dan Jagat Raya, Sejarah Singkat Amerika Serikat, dst hingga menciptakan lagu anak-anak sendiri, termasuk mengubah gejala orang jatuh cinta sebagai gejala penyakit dan membaginya dalam beberapa stadium. WOW!

Keseriusan Ms Oliver pada Delirium tidak berhenti disitu saja. Banyak hal dipikirkannya untuk membuat Delirium “terkesan” nyata. Dia memposisikan karya sastra seperti Romeo dan Juliet sebagai kisah menyedihkan dan sarat kekerasan. Puisi dan lagu beraroma bebas sebagai sebagai bagian kompilasi lengkap kata-kata dan ide-ide berbahaya. Tertawa lebar dan lepas, menangis tersedu-sedan dikategorikan sebagai pelanggaran.

Dan sebagai penyeimbang, Ms Oliver menambahkan Invalid (orang-orang yang hidup di alam liar–dunia di luar tembok kota tempat orang-orang yang tidak ingin “disembuhkan” dari Deliria tinggal) dan semacam kelompok pemberontak yang disebut Simpatisan (coba tebak kata ini diambil dari kata dasar apa?)

Pokoknya kalian nggak bakal nyesel deh baca Delirium!! Terutama bagi teman-teman yang suka dengan kisah fantasy dan kisah cinta yang sedikit unik.

Tapi ada yang bikin jengkel dari Delirium. Ms Oliver sengaja mengakhiri Delirium tepat di bagian klimaks. Dan dia nggak segan-segan… Well, menghindari spoiler nih, hahah. Bikin aku nggak sabar ngebaca kelanjutan Delirium: Pandemonium!

Satu-satunya hal yang aku kurang suka dari Delirium adalah tempat tinggal para Invalid di alam liar. Bertahun-tahun berlalu tapi kenapa mereka kurang berkembang? Kenapa hanya membangun tempat tinggal yang seadanya? Mungkinkah mereka tidak membangun kota karena takut dibumihanguskan? Mungkin saja sih, hahah.

Delirium hanya menemukan dua typo dan sedikit kata yang, menurutku, kurang pas terjemahannya. Tapi jujur nih, aku agak kurang puas dengan sinopsisnya. Bagus, tapi menurutku kurang “ngena” dan kurang bikin penasaran.

Oh iya, Delirium juga merupakan novel pertama yang aku baca yang menuliskan nama penerjemahnya besar-besar di bagian halaman judul. Setelah melihat perbincangannya melalui linimas(s)a akhirnya hal ini direalisasikan, bagus-lah :) 

Satu hal lagi mengenai Delirium. Mizan Fantasi termasuk cepat menterjemahkan buku ini. Bukan hitungan tahun tapi bulan! Membuatku dengan senang hati memberikan lima mangkuk semur pada Delirium yang, katanya, akan dibikin film dalam waktu yang aku kurang tahu, heheh.

Judul: Delirium
Penulis: Lauren Oliver
Penerbit: Mizan Fantasy
Penerjemah: Vici Alfanani Purnomo
Tebal: 520 halaman
Stew Score: 5 of 5 Bowls

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!