Supernova #3: Petir by Dee

Icip-icip Petir

Episode ketiga, tapi buku pertama yang kubaca, dari serial Supernova.
Tokoh sentral yang diceritakan dalam episode ini bernama Elektra Wijaya, seorang anak keturunan Tionghoa yang tinggal sebatang kara di rumah tua warisan ayahnya, seorang ahli elektronik bernama Wijaya. Dan lebih ajaibnya lagi, Elektra sangat suka dengan petir!

Elektra yang pendiam dan kuper selalu hidup dalam bayang-bayang popularitas kakaknya, Watti. Setelah Watti menikah dan pindah tempat tinggal, Elektra dengan segala kepolosannya mulai menata hidupnya di Bandung dengan berbagai macam cara. Revolusi terbesar Elektra terjadi ketika akhirnya ia bertemu dengan Mpret, seorang ‘penjahat’ internet yang punya jaringan pergaulan sangat luas. Mereka merombak rumah Elektra menjadi warnet paling terkenal di Bandung bernama Elektra Pop.

Namun pertemuan Elektra dengan Ibu Sati, seorang ibu misterius keturunan India yang mengajarkannya menjadi seorang terapis listrik, yang lantas mengubah total hidupnya. Elektra menemukan potensi besar dalam dirinya yang selama ini tidak ia tahu.

Setelah aku mengunyah Petir

Setelah membaca Perahu Kertas, aku menjadi penasaran dengan buku-buku Dee (Dewi Lestari) yang lain. Dan aku menemukan buku ini, Petir.
Beberapa teman-temanku di twitter, mengatakan buku-buku serial Supernova adalah jenis-jenis buku “berat”. Tapi menurutku buku ini sama sekali tidak berat. Enteng malah secara nggak sampai satu kilo.
Re, bukan berat itu yang dimaksud? ?(_)
Hahah, iya aku tahu kata berat yang dimaksud mereka. Hanya intermezzo ;)
Meski bukan buku komedi, menurutku, Petir adalah buku yang sangat lucu. Dari bab awal hingga bab akhir, Petir sukses membuatku tertawa terpingkal-pingkal.
Gimana nggak tertawa? Baru juga pengenalan nama tokohnya aku sudah dibikin tertawa oleh Petir. Nama tokoh utamanya adalah Elektra. Ayahnya yang “pecinta” listrik menamai anak-anaknya dengan istilah-istilah listrik. Tebak siapa nama kakak Elektra? Namanya Watti ! Diambil dari kata watt =))
udah tahu kali! Tadi kan udah disebutin di-icip-icip Petir (–”)
Bawel aja kamu! Udah diem sana. Jangan ganggu orang yang lagi baca.
Itu masih contoh kecilnya. Banyak hal di dalam Petir yang meski serius tapi selalu mengundang tawa.
Aku tidak menemukan celah di buku Supernova jilid 3: Petir ini. Membuatku harus merelakan lima mangkuk semur untuk disambar geledek! :mrgreen: 

Judul: Supernova #3: Petir
Penulis: Dee
Penerbit: Trueedee
Stew Score: 5 of 5 Bowls

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!